Mengapa Barat Gagal Tumbangkan Rezim Iran Seperti di Irak dan Afghanistan?

1 month ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Seorang pengunjuk rasa memegang poster Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Iran, Jumat, 20 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Pada bulan-bulan terakhir 2025, lanskap politik Timur Tengah sekali lagi menyaksikan kebangkitan kembali gagasan yang telah berusia puluhan tahun yang, meskipun telah berulang kali gagal, tetap hidup di kalangan kekuasaan Barat yaitu perubahan rezim di Iran melalui tekanan eksternal, terutama intervensi militer.

Menyusul bentrokan langsung antara Iran di satu sisi dan AS serta Israel di sisi lain, wacana intervensi telah kembali ke permukaan media dan perdebatan politik Barat.

Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa baik pengalaman masa lalu di kawasan ini—dari Irak dan Libya hingga Afghanistan— maupun analisis para ahli tidak mendukung kelayakan atau hasil positif dari jalan tersebut.

Laporan ini menawarkan pandangan analitis yang terdokumentasi mengenai kegagalan, kontradiksi, dan konsekuensi dari kebijakan perubahan rezim terhadap Iran.

Kebijakan perubahan rezim di Iran selalu didasarkan pada asumsi bahwa tekanan eksternal dapat dengan cepat membongkar struktur politik negara tersebut.

Namun, pada kenyataannya, sistem pemerintahan Iran telah mengembangkan jaringan institusi pertahanan, intelijen, dan mobilisasi publik yang mampu merespons skenario semacam itu dalam menghadapi tekanan ekonomi, militer, dan politik yang kuat.

Berlawanan dengan kepercayaan umum, protes domestik dan ketidakpuasan masyarakat yang meluas tidak selalu menjadi tanda bahwa masyarakat siap untuk menerima kekosongan kekuasaan atau intervensi asing.

Dalam banyak kasus, tekanan eksternal tidak melemahkan rezim, sebaliknya, tekanan tersebut justru memperkuat kohesi internal dan memicu sentimen nasionalis.

BACA JUGA: Israel Gunakan Bala Tentara dari Bangsa Jin untuk Hadapi Iran Selama Perang 12 Hari?

Kebijakan ini— yang dilakukan oleh Washington dan sekutunya dalam berbagai bentuk sejak tahun 1980-an—tidak hanya gagal dalam kasus Iran, tetapi juga menghasilkan ketidakstabilan daripada transformasi politik yang langgeng di negara-negara lain.

Pengalaman di Libya dan Venezuela menunjukkan bahwa mengandalkan tekanan eksternal tanpa konsensus internal hanya akan menghasilkan kekacauan, bukan perubahan yang berkelanjutan.

Read Entire Article