Liputan6.com, Jakarta Pelatih Manchester United Ruben Amorim mengungkapkan masa tersulitnya musim 2024/2025 lalu adalah ia sudah bisa memprediksi timnya bakal kesulitan bahkan sebelum turun ke lapangan di laga-laga tertentu.
Ruben Amorim menjalani musim pertamanya di Manchester United dengan catatan mengecewakan. Setelah menggantikan Erik ten Hag, ia hanya mencatatkan tujuh kemenangan dari total 27 pertandingan.
Penurunan performa itu membuat Manchester United terperosok ke posisi ke-15 klasemen akhir Premier League. Hasil ini menjadi yang terburuk sejak era 1989-1990 bagi Setan Merah.
Tak hanya gagal bersaing di liga domestik, MU juga terpeleset di ajang Eropa. Mereka kalah dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa dan pulang tanpa trofi.
Kondisi ini memperkuat tekanan terhadap Amorim yang datang dengan ekspektasi tinggi. Namun, manajer asal Portugal itu tampaknya sudah menyadari tantangan besar yang akan ia hadapi sejak awal.
Sudah Tahu Akan Sulit Sejak Awal
Amorim secara terbuka mengungkapkan bahwa ia sempat merasa Manchester United akan kesulitan bahkan sebelum pertandingan dimulai. Menurutnya, intuisi itu muncul karena melihat kesiapan tim yang belum memadai.
Pengalaman itu menjadi sinyal awal bahwa ada yang tidak beres dalam skuat Manchester United. Amorim merasa frustrasi karena timnya kerap tampil tanpa daya saing saat pertandingan berlangsung.
"Sejujurnya, bukan bagaimana saya pulang ke rumah setelah pertandingan, tetapi bagaimana saya pergi menonton pertandingan, karena saya merasa terkadang kami akan kesulitan. Semua kesulitan yang kami alami dalam pertandingan, saya merasakannya sebelumnya," ujarnya seperti dilansir Goal.
“Itulah bagian tersulitnya. Pergi menonton pertandingan dan tahu bahwa kami tidak akan kompetitif - saya benar-benar frustrasi,” keluh Amorim.
Ubah Standar Latihan dan Disiplin Pemain
Setelah musim penuh tekanan, Ruben Amorim mulai menetapkan standar baru dalam skuad MU. Perubahan ini dimulai dari cara para pemain menjalani sesi latihan harian.
Ia menekankan bahwa kedisiplinan menjadi kunci dalam membangun ulang kekuatan tim. Amorim ingin para pemain benar-benar serius dalam berlatih agar performa di lapangan meningkat.
"Terkadang, ketika Anda kalah, Anda mungkin berpikir, mari kita ubah sedikit standar agar mereka (para pemain) bisa bersama saya. Saya tidak melakukannya - dan mereka melihatnya. Sekarang mereka mengerti ketika saya mengatakan sesuatu, saya akan melakukannya,” serunya.
“Saya tidak memperlakukan para pemain seperti bayi. Tapi mereka sekarang punya aturan dan itu bisa mengubah cara Anda berlatih. Saya selalu di atas. Jika Anda tidak berlatih dengan cara yang benar, saya punya rekaman untuk ditunjukkan kepada Anda. Dan saya akan menunjukkannya di depan semua orang," jelas Amorim.
(Goal)