
PENELITI Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai ada dilema di PDI Perjuangan (PDIP) saat Megawati Soekarnoputri kembali terpilih sebagai Ketua Umum PDIP periode 2025-2030 dalam Kongres ke-6 PDIP di Bali, kemarin.
Menurut Romli, di satu sisi ada harapan regenerasi di partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Namun, di sisi lain, belum ada figur yang kuat seperti Megawati yang mampu menjaga soliditas partai.
"Memang dilema bagi PDIP. Saya lihat semula akan ada regenerasi atau transisi kepemimpinan di PDIP. Akan tetapi, karena diduga ada yang ingin mengganggu PDIP dan ada pembelahan di internal, tampaknya untuk tetap menjaga soliditas dan stabilitas maka mau tidak mau Ibu Megawati dipilih kembali," kata Romli kepada Media Indonesia, Jumat (1/8).
Romli menilai saat ini partai mengandalkan ketokohan dan figur yang kuat untuk memimpin partai. Begitu juga dengan PDIP yang mengandalkan Megawati untuk menarik pemilih.
"Seperti partai-partai lain yang mengandalkan figur dan personaliti, tampak hanya figur Ibu Megawati yang dianggap dapat menjadi daya tarik pemilih, khususnya untuk kalangan pengikut Soekarnois. Ada kekhawatiran, jika bukan ibu Megawati yang memimpin suara PDIP akan turun," katanya.