Fast Boat Dolpin II yang berlayar dari Pelabuhan Nusa Penida menuju Pelabuhan Sanur terbalik di alur masuk Pelabuhan, Selasa (5/8) sekitar pukul 15.00 WITA.
Penyebab kapal terbalik lantaran cuaca buruk, yakni gelombang ombak mendadak tinggi mencapai 2-4 meter. Ombak menerjang bagian belakang kapal sehingga oleng lalu terbalik.
"Hal ini disebabkan kendala pertama cuaca (buruk). Kedua adalah gelombang tinggi, saat melewati jalur dermaga atau hendak merapat langsung dihantam gelombang kurang lebih tingginya 2 sampai 4 meter," kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di Pelabuhan Benoa, Selasa (5/8).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy mengatakan, kapal berangkat dari Pelabuhan Nusa Penida pada pukul 14.30 WITA. Kondisi cuaca dan air laut sebelumnya dinyatakan layak untuk berlayar.
Begitu kapal memasuki Pelabuhan Matahari Terbit, ombak tinggi muncul dan menghantam badan belakang kapal, sehingga air laut masuk ke kapal.
Nakhoda berusaha untuk mundur dan berusaha membatalkan proses sandar ke dermaga pelabuhan. Awak kapal juga berusaha membuka liferaft, namun lagi-lagi kapal diterjang ombak yang lebih kuat.
"Setelah liferaft terbuka, tiba-tiba ombak besar datang dan kapal terbalik bersama penumpang yang masih berada di dalam kapal sehingga semua penumpang terjatuh ke dalam laut dan ada yang di bawah kapal," katanya.
Awak kapal dan warga setempat kemudian berusaha menolong para penumpang. Total ada 75 penumpang dan 5 ABK di dalam kapal itu. Sebanyak 73 penumpang dan 4 ABK berhasil diselamatkan.
Sebagian besar korban selamat mengalami luka lecet dan memar ringan. Mereka dievakuasi ke RS Bali Mandara untuk mendapatkan perawatan.
Sedangkan 2 penumpang dinyatakan tewas dan 1 ABK hilang. Mereka yang tewas adalah Shio Quo Hong (20 tahun) dan Hanqing Yu (37 tahun). Keduanya laki-laki dan WN China. Sementara yang hilang adalah ABK I Kadek Adi Jaya Dinata (23 tahun, laki-laki).
Tak Overload dan Laik Berlayar
Di tempat yang sama, Kepala Kantor KSOP Benoa Aprianus Hangki memastikan Fast Boat Dolpin II berlayar dalam keadaan laik dan tidak overload atau melebihi kapasitas muat. Kapal ini berkapasitas 75 penumpang dan ABK 5 orang.
"Kondisi perahu layak dengan ABK juga mereka sudah mencukupi. Tidak melebihi kapasitas. Ini kan masalahnya dari faktor cuaca yang tiba-tiba jadi pada saat pasang ya, pada saat itu pasang tinggi mulai pasang dan ombak juga tinggi," katanya.
Operasional penyeberangan di Pelabuhan Sanur sempat ditutup untuk mengevakuasi korban dan kapal, namun kini operasional penyeberangan berjalan normal. Kapal terakhir berangkat ke Pelabuhan Nusa Penida tak lama sesudah evakuasi selesai atau di atas pukul 17.00 WITA.
Aprianus mengaku cuaca di Bali tengah buruk. Menurutnya, setiap operator kapal sudah bisa menilai la...