“Agustus 2025 mengalami deflasi 0,08, lebih dalam dibandingkan deflasi Agustus 2024 sebesar 0,03 persen,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/9).
Pudji mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender per Agustus 2025 sebesar 1,60 persen. Penyumbang deflasi bulanan terbesar pada bulan Agustus ini berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi 0,29 persen dan andil deflasi 0,08 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,08 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan udara dan bensin.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,61 persen, dengan andil deflasi 0,10 persen. Komoditas penyumbang adalah tomat, cabai rawit dan bawang putih.
“Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah biaya kuliah akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan dan biaya SD,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pudji mencatat 27 provinsi di Indonesia mengalami deflasi, sementara 11 provinsi mengalami inflasi. Adapun total provinsi Indonesia saat ini ada 38 provinsi.
“Deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,90 persen. Sementara inflasi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,37 persen,” ujar dia.