Beredar sebuah video di media sosial memperlihatkan dua anak muda tengah melakukan percakapan di dalam mobil pada Jumat (29/8). Obrolan mereka terlihat menyepelekan aksi massa dan juga tewasnya ojol bernama Affan Kurniawan.
Akibat video ini, pihak sekolah mengeluarkan salah satu dari mereka.
Dalam video viral itu, satu orang merekam, dan satu lainnya direkam. Yang direkam tampak sesekali mengisap vape.
Dalam percakapan di mobil itu, keduanya membahas soal demonstrasi yang tengah terjadi di sejumlah daerah termasuk Jakarta, juga tewasnya seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan yang tertabrak mobil rantis polisi.
Video tersebut mendapat kecaman dari warganet sebab keduanya tampak menjelek-jelekkan peserta demo serta Affan yang kehilangan nyawa akibat tertabrak mobil polisi. Video itu dinilai tak etis dan tak berempati.
Kedua pemuda itu berinisial SJA (perekam) dan DS (yang direkam).
"Bodo, jalan dia emang mati umur 21 tahun," kata DS mengomentari almarhum Affan, dalam video yang dilihat Senin (1/9)
"Ngapaian di tengah jalan?" kata SJA.
"Iya an****, ngapain ikutan. Kan aing [saya] masih hidup sampai sekarang ngelihat santai, nge-pod aing di mobil. Ngapain sih go****," timpal DS.
Sanksi dari SMA Taruna Bakti
Pihak sekolah dari dua anak muda itu turut merespons dengan memberikan sanksi tegas.
Sanksi itu diberikan kepada SJA karena ia tercatat masih merupakan siswa di SMA Taruna Bakti, sebuah sekolah swasta di Bandung. Dia dikeluarkan dari sekolah elite itu per 31 Agustus 2025. Sementara untuk DS sejak Juli sudah bukan siswa SMA tersebut. Diketahui, dia diterima untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Berikut pernyataan resmi SMA Taruna Bakti:
Menanggapi kejadian beredarnya video tidak berempati dengan kondisi saat ini di media sosial yang disampaikan oleh Damar Sagara dan diunggah oleh SJA kelas XII-7, dengan ini kami menginformasikan bahwa:
Demikianlah pernyataan resmi yang kami sampaikan. Mari kita Bersama menjaga persatuan bangsa dan semoga kita senantiasa diberi kekuatan, ketabahan dengan tetap berpegang pada nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Terima Kasih.
SJA sudah meminta maaf terkait video tersebut. Ia meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung.