
Insiden jatuhnya pendaki asal Brasil, Julia Marins, di Gunung Rinjani pada hari Sabtu, 21 Juni 2025 menuai sorotan. Ia ditemukan tewas di jurang sekitar pukul 18.00 WITA, setelah dilaporkan terjatuh.
Akibat insiden tersebut, standar operasional prosedur (SOP) pendakian ke Gunung Rinjani akan diperbaiki. Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan bahwa perbaikan SOP pendakian itu, sebagai upaya antisipasi dan pencegahan terjadinya kecelakaan seperti yang dialami pendaki asal Brasil tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Ahmad Nur Aulia, mengatakan perbaikan SOP pendakian ke Rinjani dilakukan, guna meningkatkan kualitas, keamanan dan kenyamanan di destinasi wisata.
"Jadi ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang mendaki Rinjani," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Perbaikan SOP Pendakian di Rinjani

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa perbaikan pendakian ke Rinjani disuarakan bersama dalam diskusi kelompok yang diikuti sejumlah pihak, mulai dari operator wisata, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Geopark Rinjani, akademisi, asosiasi pariwisata, forum Rinjani, dan Majelis Adat Sasak (MAS).
"Banyak masukan dan saran, agar bagaimana kita bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang ingin mendaki ke Rinjani," lanjutnya.

Selain memperbaiki SOP pendakian, dalam diskusi tersebut juga dibahas tentang bagaimana membentuk kelompok kerja untuk tata kelola destinasi wisata Gunung Rinjani. Salah satunya termasuk membuat posko terpadu dan manajemen komunikasi krisis, ketika terjadi sebuah kecelakaan pada saat pendakian.
"Jadi peristiwa terjatuhnya Juliana Marins ini menjadi pengalaman berharga untuk seluruh pihak memperbaiki pendakian ke Rinjani. Terutama, bagaimana melakukan penyelamatan dan evakuasi, apabila terjadi sebuah insiden kecelakaan dalam pendakian, termasuk membangun komunikasi dan informasi terhadap publik jika terjadi insiden, sehingga opini kepada publik itu bisa tercerahkan," pungkasnya.