
SUKSES melaksanakan program edukasi bahaya konsumsi kental manis dan pendampingan pemberian pangan bergizi kepada ibu balita di tiga daerah; NTT, Jambi dan Bogor, Majelis Kesehatan (Makes) PP Aisyiyah bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) merancang program deteksi, edukasi, dan pendampingan gizi balita wasting serta balita dengan kontak orang dewasa tuberkulosis (ODTBC) di Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Anggota Majelis Kesehatan Aisyiyah, Diah Lestari Budiarti, mengatakan program kolaborasi Aisyiyah dengan YAICI dalam pendampingan gizi sebelumnya menjadi acuan untuk melaksanakan program selanjutnya. Namun, kali ini fokusnya kepada balita wasting dan ODTBC yang juga perlu menjadi perhatian.
“Selama ini Aisyiyah bekerja sama dengan YAICI selalu fokus pada edukasi dan pendampingan anak-anak stunting. Ternyata ada satu hal lagi yang perlu kita perhatikan, bukan hanya anak stunting, tapi anak-anak wasting pun juga merupakan satu fokus yang harus kita lakukan pendampingan,” ungkap Diah dalam keterangan yang diterima (4/9).
Diah menjelaskan secara teknis, pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan program sebelumnya. para kader Aisyiyah nantinya akan memberikan pendampingan gizi selama bulan september hingga oktober dan melakukan pertemuan mingguan bersama ibu balita penerima manfaat.
Melihat keberhasil program sebelumnya, Diah meyakini program ini akan memberi dampak. “Alhamdulillah selama ini hasilnya bagus, ada peningkatan status gizi pada anak-anak balita stunting yang didampingi. Jadi ini yang kita coba replikasikan sekarang untuk anak-anak wasting dan balita yang kontak dengan ODTBC,” tutur Diah.
Ia berharap program ini dapat meningkatkan pemahaman ibu dalam mengolah makanan bergizi yang murah dan ada di sekitar. Dengan begitu akan mampu meningkatkan gizi dan mengurangi angka wasting balita.
“Intinya golnya adalah kita mengurangi jumlah anak-anak wasting,” kata Diah.
Alasan Pilih Bantar Gebang
Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah Bekasi, Dwi Kusumaningsih mengungkapkan alasan dipilihnya Bantar Gebang sebagai lokasi program tidak lain karena kondisi kesehatan masyarakat di sekitar yang perlu perhatian.
“Pertimbangannya karena di sini ada Rumah Sehat Ibu dan Anak Aisyiyah. Selain itu, sebelumnya ditemukan banyak sekali anak-anak wasting, juga ada stunting dan kasus ODTBC,” ujar Dwi.
Kepala Puskesmas Ciketing Udik, Kota Bekasi, Nurjannah, menyambut baik keterlibatan Aisyiyah dalam upaya penanganan gizi di wilayahnya. Ia meyakini hadirnya program ini akan mampu mencegah balita mengalami permasalahan gizi yang lebih akut ke depannya.
“Saya apresiasi inisiasi dari Aisyiyah mengenai wasting. Adanya program ini akan mencegah anak tidak akan terjadi stunting, karena begitu terdeteksi wasting, bisa diintervensi dan ada perhatian,” ungkap Nurjannah. (M-3)