
Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan, tembakan tentara Israel menewaskan 39 orang dan melukai 100 lainnya di 2 tempat pusat bantuan, pada Sabtu (19/7). Dilansir AFP, warga ini sebetulnya tengah mengantre bantuan saat ditembaki tentara Israel.
"Tembakan Israel itu terjadi di 2 pusat bantuan, di barat daya Khan Yunis dan barat laut Rafah. Keduanya berada di selatan Gaza," kata Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal.
Seorang saksi mata menuturkan, ia tengah menuju Al-Tina di Khan Yunis sebelum subuh bersama dengan 5 orang kerabatnya. Saat itulah tembakan dari tentara Israel terjadi.
"Saya dan kerabat saya tidak dapat apapun. Setiap hari, saya pergi ke tempat itu (pusat bantuan) tapi kami selalu ditembaki, alih-alih dapat makanan," ucap Abdul Aziz Abed kepada AFP.

Bantahan Israel: Tembakan Peringatan
Militer Israel menjawab tudingan itu. Mereka berdalih, warga itu mengancam tentara.
"Mereka mendekati kawasan operasi militer di Rafah, dan mengancam keselamatan tentara kami," kata mereka.
Lalu, tentara Israel itu telah memperingatkan agar mereka mundur.
"Tapi, mereka tak mundur. Prajurit di lapangan memberi tembakan peringatan," kata militer Israel.
"Insiden ini tengah ditinjau. Tembakan-tembakan itu ditembakkan setidaknya 1 kilometer dari pusat-pusat bantuan, dan pada malam hari, saat tak ada aktivitas," kata militer Israel.
Kondisinya, pusat-pusat bantuan itu dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah badan yang didukung Amerika Serikat dan Israel. GHF ini menggantikan peran PBB sebagai distributor bantuan utama di Gaza.
Atas insiden ini, GHF malah menuding Hamas yang sengaja membuat kekacauan dan menembaki warga sipil.
Mereka juga minta, agar para pencari bantuan ini tak mendekati pusat bantuan saat malam hari.
"Kami berulang kali memperingatkan, jangan datang ke tempat kami pada malam hari atau subuh," kata GHF lewat akun X nya.