Presiden Donald Trump menyayangkan tak ada satu pun yang menyinggung peran Amerika Serikat (AS) dalam parade militer Victory Day di Beijing, China, kemarin. Padahal, kata Trump, AS berperan dalam kekalahan Jepang yang mengakhiri Perang Dunia II.
"Itu adalah upacara yang indah. Sangat, sangat mengesankan," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Kamis (4/9).
"Saya menonton pidatonya tadi malam. Presiden Xi adalah teman saya, tapi harusnya Amerika Serikat disebut dalam pidato semalam, karena kami banyak membantu China," katanya lagi.
China pada Rabu (3/9) merayakan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II dengan menggelar parade militer besar-besaran di Tiananmen Square, Beijing. Parade militer itu dihadiri sejumlah kepala negara, di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un yang menjadi sorotan di hari itu.
Jepang menginvasi China pada 1937. Jepang kemudian menyerah pada 1945 dan mengakhiri Perang Dunia II.
AS bergabung dalam perang pada 1941, membantu mendanai pasukan China melawan pasukan Jepang dan memainkan peran penting dalam kekalahan Jepang.
Dalam pidatonya, Presiden China Xi Jinping menyebut Perang Dunia II sebagai titik balik utama dalam peremajaan besar China yang kini dipimpin oleh Partai Komunis dan sekutunya.
Xi juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan asing dan teman-teman internasional yang mendukung dan membantu rakyat China. Namun, Xi sama sekali tidak menyinggung AS.
Hubungan AS-China saat ini sedang tegang. Kedua negara berselisih dalam berbagai isu, mulai dari isu Ukraina dan Laut China Selatan hingga tarif dagang.
Meski demikian, Trump juga berkali-kali memuji hubungan pribadinya dengan Xi. Trump pun mengatakan mungkin akan segera bertemu dengan Xi.