MANTAN Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Mahmuddin menilai aksi demonstrasi massa yang merebak di Tanah Air bukan settingan atau rekayasa untuk tujuan tertentu. Tapi, ia menilai demonstrasi massa itu merupakan aksi yang organik.
"Saya sudah berkali-kali katakan bahwa munculnya demo ini aslinya adalah organik. Organik itu ada alasan-alasan yang memang muncul dari bawah dan riil," kata Mahfud di Yogyakarta, pada Kamis 4 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Meski dinilai organik, Mahfud juga menduga demonstrasi belakangan ini sudah ditunggangi oleh kelempok tertentu. "Menunggangi dan mendalangi itu berbeda. Kalau mendalangi, dia yang merencanakan dan menggerakkan. Ini tidak. Ini masyarakat organik, makanya tidak tersentuh oleh intelijen sebelumnya, tiba-tiba muncul," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Ia mengatakan aksi organik itu berlangsung secara serempak di berbagai daerah karena massa mengalami situasi yang sama, yang kemudian mendesak mereka untuk memprotesnya. "Karena pemicunya muncul, ya, organiknya muncul juga. Nah, kemudian ada yang menunggangi, macam-macam teorinya itu," kata guru besar hukum tata negara di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini.
Namun, Mahfud mengaku tidak mengetahui kelompok yang menunggangi demonstrasi massa tersebut. "Saya tidak tahu dan saya tidak ingin tahu siapa penunggangnya, tetapi pokok masalahnya adalah akumulasi kekecewaan publik terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang tidak pernah ditanggapi serius," ujar Mahfud.
"Akumulasi masalah itu lalu jadi bertumpuk-tumpuk, tidak ditanggapi pemerintah, terkadang malah hanya ditertawakan, disindir, macam-macam," kata dia.
Setelah demonstrasi serentak masyarakat di berbagai daerah, Mahfud melihat pemerintah mulai memperhatikan kekecewaan mereka. "Sekarang sudah diselesaikan dengan baik-baik dan perundingannya sudah mulai ditanggapi. Ya, kita belajarlah dari pengalaman untuk menjadi lebih baik karena mengurus negara ini tidak seperti mengurus warung kopi," kata dia.
Mahfud mengatakan mengurus warung kopi ibarat persoalan yang menjadi keluhan bisa dibawa santai dan bergurau karena orangnya sedikit. Sedangkan "Mengurus negara ini orangnya banyak, lalu ada persoalan tidak ada tanggapan, kalau ada tanggapannya kurang berkualitas," kata dia. "Sehingga muncul gerakan-gerakan yang sifatnya organik yang tadinya satu-satu di sana-sini, lalu bergerak bersama di hari yang sama karena pemicu yang sama."
Mahfud juga menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menuding demonstrasi massa sudah mengarah ke tindakan makar. Mahfud mengatakan pemerintah bisa bertindak jika menemukan bukti adanya tindakan makar tersebut.
"Ya, ditangkap saja kalau ada yang mau makar," kata Mahfud. "(Kalau) ingin menggulingkan pemerintah yang sah dan ada gerakan untuk membuat presiden dan wakil presiden tidak bisa bekerja, itu makar namanya. Apa ada bukti ke arah itu? Saya tidak tahu. Pemerintah yang lebih tahu."