Pembenahan fasilitas publik mulai dilakukan usai berbagai fasilitas tersebut sempat terbakar kala terjadi demo ricuh beberapa hari lalu. Dana hingga ratusan miliar rupiah dikucurkan untuk perbaikan berbagai fasilitas.
Sebelumnya, berbagai fasilitas seperti Halte TransJakarta, fasilitas MRT Jakarta dan gerbang tol turut terkena dampak bahkan beberapa dibakar. Selain itu, di daerah juga terdapat pembakaran fasilitas seperti gedung DPRD.
Merespons hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan anggaran hampir Rp 900 miliar untuk perbaikan fasilitas publik di seluruh Indonesia termasuk gedung DPRD yang dibakar.
"Biayanya total seluruh Indonesia kemarin kita hitung hampir sekitar Rp 900 miliar. Hampir ya, Rp 800 miliar sekian lah untuk seluruh Indonesia raya. Mulai dari ringan, berat dan sedang,” kata Menteri PU Dody Hanggodo.
Ia juga memberi contoh gedung DPRD Makassar dan Gedung Grahadi Surabaya merupakan yang mengalami kerusakan berat. Setidaknya, kata dia, kerusakan terjadi di 19 provinsi. Ia juga sudah memberi target rampung proses perbaikan beberapa fasilitas tersebut.
“Kalau susah sampai berat mungkin sekitar enam bulanan lah ya. Kalau sedang mungkin bisa 3-4 bulan. Kalau ringan ya cepat. Kalau ringan tuh kita targetkan kurang dari satu minggu harus sudah selesai, kayak cuma kaca-kaca rusak, cuma kaca-kaca itu maksimum tujuh hari,” ujarnya.
Meski demikian, tak semua fasilitas publik yang rusak dibenahi oleh Kementerian PU dengan anggaran Rp 900 miliar tersebut. Untuk gerbang tol yang terdampak utamanya yang dibakar, PT Jasa Marga (Persero) Tbk atau JSMR justru mengucurkan anggaran mandiri sekitar Rp 80 miliar.
Terkait hal itu, Jasa Marga memang menolak tawaran Dody yang sudah menawarkan sebanyak tiga kali terkait bantuan untuk membenahi gerbang tol yang rusak.
Adapun tujuh gerbang tol yang dibakar di Jakarta adalah GT Senayan, GT Slipi 1, GT Slipi 2, GT Pejompongan, GT Semanggi 1, GT Semanggi 2 dan GT Kuningan. Dari 7 gerbang tol tersebut, GT Pejompongan menjadi yang paling parah terdampak karena mengalami pembakaran dua kali.
Untuk tol, Jasa Marga menarget pada 10 September nanti, seluruh gerbang tol sudah dapat beroperasi secara fungsional.
Sementara itu, untuk fasilitas Halte TransJakarta yang sempat dibakar, nantinya Kementerian PU akan melakukan perbaikan di Halte Transjakarta Polda Metro Jaya, serta dua halte di kawasan Senen, yakni Senen Toyota Rangga dan Senen Sentral.
Terkait langkah itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung menaksir nilai perbaikannya bisa memakan Rp 19 miliar. Nantinya, proses perbaikan bisa segera dilakukan dan halte dapat beroperasi secara fungsional dalam 7 hari ke depan.
Total terdapat tujuh halte TransJakarta yang dibakar, yakni Halte Polda Metro Jaya, Halte Sentral Senen, Halte Senen Toyota Rangga, Halte Senayan BDKI, Halte Gerbang Pemuda, Halte Bundaran Senayan, dan Halte Pemuda Pramuka. Perbaikan sisanya akan dilakukan oleh perseroan daerah terkait bersama Pemda Jakarta.
Selain Halte, menurut Pramono angka kerugian fasilitas publik akibat demo ricuh mencapai Rp 80 miliar. Angka itu terdiri dari kerugian fasilitas MRT Jakarta sebesar Rp 3,3 miliar, TransJakarta Rp 41,6 miliar, kerusakan CCTV mencapai Rp 5,5 miliar, serta sisanya kerusakan beberapa fasilitas lainnya seperti aset Bank Jakarta dan lampu lalu lintas.