Liputan6.com, Jakarta Manchester City membuka musim Premier League dengan sempurna usai menang telak 4-0 di markas Wolverhampton. Namun, perjalanan mereka langsung tersendat setelah dua kekalahan beruntun melawan Tottenham dan Brighton.
Kekalahan itu semakin menegaskan start terburuk City di Premier League sejak musim 2004-05. Situasi ini membuat banyak pihak meragukan apakah mereka masih bisa bersaing merebut gelar musim ini.
Padahal, pasukan Josep Guardiola sudah kembali diperkuat Rodri yang baru pulih dari cedera panjang dan Erling Haaland yang kembali mencetak gol. Namun, dua pemain kunci itu belum cukup untuk mengangkat performa City.
Start Terburuk Sejak 2004-05
City kalah 0-2 saat menjamu Tottenham di Etihad Stadium. Sepekan berselang, mereka tumbang 1-2 dari Brighton meski sempat unggul lewat gol Haaland.
Dua hasil itu menempatkan City dalam posisi sulit untuk bersaing di papan atas. Data menunjukkan tak ada tim dalam format 38 laga yang mampu bangkit dari posisi seperti ini untuk meraih gelar.
Situasi ini jelas menjadi pukulan besar bagi Guardiola yang terbiasa melihat timnya mendominasi. Ini bukan hanya soal hasil, melainkan juga tentang bagaimana City kehilangan konsentrasi di momen krusial.
“Kami kebobolan dua gol. Kami bermain sangat baik selama satu jam,” ujar Guardiola kepada BBC Sport. “Setelah gol, kami lupa bermain. Kami berpikir tentang konsekuensi.”
Rodri Kembali, tapi Bukan Messiah
Absennya Rodri musim lalu memang terbukti sangat berdampak pada performa City. Cedera ligamen lutut membuatnya menepi sejak September tahun lalu.
Pemain asal Spanyol itu adalah pembeda utama City dalam beberapa musim terakhir. Sebelum kalah dari Brighton, City tak pernah kalah di Premier League dalam 49 laga beruntun saat Rodri tampil sebagai starter.
Namun, ekspektasi bahwa Rodri akan langsung kembali ke level terbaiknya jelas tidak realistis. Setelah absen delapan bulan, sulit baginya langsung mengubah wajah permainan tim.
“Saya bukan [Lionel] Messi. Saya tidak akan kembali dan langsung membuat tim menang, menang, dan menang,” kata Rodri kepada Sky Sports.
Masalah City Lebih dari Sekadar Rodri
Rodri sendiri menegaskan bahwa kebangkitan City tidak bisa ditopang satu pemain saja. Ia menilai masalah terbesar terletak pada kesalahan-kesalahan mendasar yang dilakukan tim.
“Beberapa kesalahan yang kami lakukan adalah kesalahan anak-anak, tidak berkonsentrasi dan tidak memperhatikan,” tegasnya. “Kenyataannya, kami harus menaikkan level jika ingin bersaing.”
Rodri mengingatkan bahwa sepak bola selalu tentang kolektivitas. Ia butuh rekan setim yang juga siap mengembalikan performa City ke jalur kemenangan.
“Ketika kami menang di masa lalu, saya butuh semua rekan setim saya. Saya harus kembali ke level terbaik dan kami semua harus melihat diri kami sendiri. Ini olahraga kolektif,” tambahnya.
Guardiola Masih Optimis, tapi Waktu Terus Berjalan
Guardiola menilai timnya masih memiliki banyak hal positif meski hasil akhir mengecewakan. Ia menekankan bahwa musim masih panjang untuk melakukan perbaikan.
“Saya suka banyak hal yang tim lakukan hari ini, tapi kami tidak bisa menang. Saat kebobolan, kami berhenti bermain,” ujarnya.
Pelatih asal Spanyol itu juga mengingatkan bahwa kompetisi baru saja dimulai. Ia masih yakin City bisa bangkit seiring berjalannya musim.
“Ini baru satu pertandingan. Musim baru saja dimulai. Masih ada perjalanan panjang di depan kami. Kita lihat saja nanti apa yang terjadi,” kata Guardiola.
Sumber: Sky Sports, BBC Sport