Seblak menjadi salah satu comfort food yang populer. Makanan ini kerap dinikmati saat hujan atau sekadar saat bersantai. Namun, beberapa orang kerap mengonsumsinya secara berlebihan. Padahal, konsumsi berlebihan dari makanan ini dapat memengaruhi kesehatan, termasuk ginjal.
Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Lingga Ramot Gumelar, SpPD. Mengutip ANTARA, dokter tersebut mengatakan bahwa rutin makan seblak atau makanan lain yang mengandung monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak pada kesehatan ginjal.
Menurutnya, generasi muda saat ini gemar mengonsumsi seblak dan minuman manis. Kebiasaan ini, kata dr. Lingga, bisa meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes karena kandungan garam, gula, dan MSG yang tinggi.
“Bila asupan garam dan gula ini dikonsumsi secara berlebihan, tentunya akan memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” jelas dr. Lingga, dikutip dari ANTARA.
Kedua penyakit kronis ini bisa menjadi pemicu gagal ginjal, karena ginjal harus bekerja lebih keras untuk menyaring racun, kelebihan garam, gula, dan sisa metabolisme dari makanan yang dikonsumsi secara berlebihan.
Tak hanya berdampak pada ginjal, dr. Lingga juga memperingatkan bahwa terlalu sering mengonsumsi seblak dapat memengaruhi kesehatan lambung dan pencernaan. Rasa pedas pada seblak bisa memicu gangguan pencernaan, seperti naiknya asam lambung atau rasa tidak nyaman di perut.
“Jika kita memaksakan konsumsi makanan pedas secara berlebihan, tentunya akan menyebabkan iritasi pada lambung. Memang tidak secara langsung ke ginjal, tapi, pencernaan seperti lambung yang justru langsung terdampak,” tambah dr. Lingga.
Untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, dr. Lingga menyarankan agar masyarakat mengontrol jumlah gula, garam, dan lemak dalam makanan sehari-hari. Jika dikonsumsi berlebihan, maka sebaiknya dikurangi untuk mencegah risiko penyakit serius.
Selain itu, ia juga merekomendasikan untuk membiasakan minum air putih secara rutin. Mengutip website Kemenkes Corporate University milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), orang dewasa disarankan mengonsumsi sekitar 2 liter air per hari atau setara dengan delapan gelas.
Air putih bermanfaat untuk menjaga ginjal tetap terhidrasi, mencegah batu ginjal, dan membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Selain itu, WebMD melansir, minum cukup air juga baik untuk menjaga fungsi ginjal agar tetap optimal.
Meski begitu, konsumsi air putih juga tidak boleh berlebihan. Kecukupan asupan bisa dilihat dari warna urine. Jika berwarna kuning pucat atau jernih, maka tandanya asupan air sudah cukup. Namun, kalau warnanya kuning gelap, berarti kamu perlu menambah konsumsi air.
Jadi, bukan berarti kamu tidak boleh mengonsumsi seblak sama sekali. Sesekali menikmatinya tidak masalah, tapi perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan bisa berdampak pada Read Entire Article