Sekretaris Jenderal PAN, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio meminta maaf lewat video berdurasi 2 menit 26 detik yang diunggah di akun Instagram @ekopatriosuper. Lewat video tersebut, Eko Patrio meminta maaf atas tindakan yang telah memicu kemarahan publik.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Eko mengklaim, tak pernah memiliki niat untuk menyakiti perasaan publik atau memperkeruh situasi yang terjadi saat ini. Ia pun berharap publik dapat menerima permohonan maaf tersebut.
"Dengan segala kerendahan hari, saya menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya pada masyarakat atas keresahan yang timbul akibat perbuatan yang saya lakukan," kata Eko di akun @ekopatriosuper, dilihat Tempo pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Hingga pukul 22.25 WIB, unggah tersebut telah menerima sebanyak 47,4 ribu penyuka dan 74,7 ribu komentar. Komentar akun@hendri** yang mendesak Eko mundur dari jabatannya sebagai legislator memperoleh jumlah penyuka terbanyak, yaitu 13,7 ribu penyuka.
Di urutan selanjutnya, komentar yang disampaikan akun @18_iw** dengan kalimat "siap otw" memperoleh 9,6 ribu penyuka. Lalu komentar akun @gg_ez*** yang mengatakan siap silaturahmi ke kediaman Eko memperoleh jumlah 9,1 ribu penyuka.
Adapun, pada sidang tahunan MPR bersama DPR dan DPD lalu, Eko menjadi salah satu legislator yang tertangkap kamera berjoget manakala lagu Sajojo dan Gemu Fa Mi Re didendangkan oleh orkestra dari Symphony Praditya Wiratama Universitas Pertahanan.
Aksi joget itu kemudian disoriti publik yang menilai Eko tak memiliki empati terhadap situasi dan kondisi yang dialami oleh rakyat saat ini. Namun, alih-alih berkaca, Eko justru menanggapi sorotan publik dengan melakukan parodi.
Parodi yang dimaksudkan, ialah parodi "sound horeg" yang ia unggah di media sosial. Lantas, tindakan tersebut kian disoroti publik kendati Eko mengklaim bahwa parodi yang dilakukannya tidak bertujuan untuk melukai perasaan publik.
Sebelumnya, demonstrasi menyoroti tunjangan fantastis anggota DPR sejak Senin lalu kian meluas setelah tewasnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang dilindas oleh kendaraan taktis Brimob Polri pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Selain di Jakarta, demonstrasi juga pecah di Bandung, Makassar, Surabaya, Medan, Yogyakarta dan wilayah lain. Di Makassar, massa membakar gedung DPRD, sementara di Jakarta beberapa kantor kepolisian dan halte bus TransJakarta dibakar massa yang marah.
Hingga hari ini, demonstrasi di sejumlah wilayah masih terpantau berjalan. Massa nampak masih terkonsentrasi di pelbagai titik seperti depan Kompleks Parlemen Senayan, dan Markas Korps Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat.