
GUBERNUR Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan pemerintah bersama aparat keamanan akan memberikan ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi melalui aksi demonstrasi.
Sesuai jadwal, mahasiswa di Kupang bakal menggekar demo di dua titik yakni Polda NTT dan Gedung DPRD NTT.
Namun, ia menekankan secara keras bahwa tindakan anarkis atau kerusuhan tidak akan diberi tempat di bumi Flobamorata.
“Demonstrasi boleh. Menyuarakan pendapat boleh. Mau ke DPRD boleh, ke Polda boleh, ke Pemprov juga silakan. Tapi harus damai, harus demokratis. Kalau ada perusuh, langsung kita tindak. Demo boleh, rusuh kita tangkap,” tegas Gubernur Melkiades dalam Doa Bersama Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Gedung Sasando, Kupang, Sabtu (30/8) malam.
Gubernur menegaskan, NTT dikenal sebagai daerah yang aman dan rukun, sehingga tidak boleh ternodai dengan tindakan provokatif atau kekerasan yang bisa merusak stabilitas. Ia menekankan, tidak pernah ada sejarah kerusuhan di NTT hanya karena permasalahan yang bisa diselesaikan melalui dialog.
“Kami siap berdialog dengan siapa pun. Semua aspirasi akan kami dengarkan, akan kami carikan solusi bersama. Tapi kerusuhan tidak bisa ditolerir. NTT tidak punya tempat bagi perusuh,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Dalam sambutannya, Gubernur bersama Forkopimda mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melapor bila menemukan indikasi adanya pihak yang ingin memicu kerusuhan. “Kalau ada yang coba bikin rusuh, segera lapor. Orang itu akan segera kita ambil dan tindak,” tegasnya.
Forkopimda bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan kampus, aktivis mahasiswa, organisasi buruh, hingga komunitas ojek online sepakat menjaga kedamaian NTT. Ribuan warga yang hadir malam itu secara simbolis menunjukkan komitmen bersama bahwa NTT harus tetap damai, aman, dan nyaman untuk dihuni.
Para tokoh agama juga memanjatkan bagi korban meninggal akibat demo di Jakarta dan Makassar, mulai dari ojol, aparat keamanan dan staf DPRD dalam insiden yang tidak diinginkan.
“Mari kita jaga NTT tetap damai, jangan sampai satu pun titik kerusuhan masuk ke daerah ini. Aspirasi boleh disampaikan, tapi harus dengan cara yang bermartabat, bukan dengan kekerasan,” tutup Gubernur Melki. (PO/E-4)