Jakarta, CNBC Indonesia - Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FG ITB) mengeluarkan sebuah manifesto pendidikan yang menyoroti akar permasalahan bangsa.
Dalam dokumen tertulis, mereka mengatakan saat ini Indonesia tengah digerogoti oleh fenomena menerabas.
Fenomena ini dijelaskan sebagai tabiat yang memilih jalan tak seduai tata krama dan mengabaikan hukum demi mencapai tujuan. Sikap menyayangi krisis mendalam yang mencengkram kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mereka sebut sebagai tabiat menerabas.
"Tabiat buruk inilah yang menjadi cikal bakal segala kerusakan di negara-bangsa. Dari pelanggaran hukum, korupsi, sampai kecurangan akademik. Tabiat menerabas merupakan penghinaan terhadap nalar dan ancaman serius bagi keberlanjutan peradaban," tulis manifesto dikutip Rabu (3/9/2025).
Manifesto Pendidikan yang ditetapkan dalam Rapat Pleno tanggal 15 Agustus 2025 dan dibacakan lada Rapat Pleno tanggal 1 September 2025 ini menekankan bahwa tabiat menerobos merupakan penghinaan terhadap nalar dan ancaman serius bagi keberlanjutan peradaban.
Tabiat menerabas ini dikatakan telah menjadi sesuatu yang wajar baik di pendidikan tingkat dasar maupun pendidikan tingkat tinggi.
Akibatnya, tabiat menerabas telah beranak-pinak dalam tindakan suap-menyuap, pengangkangan konstitusi, perusakan aturan, sontek-menyontek, pemutar-balikan fakta, hingga musnahnya tata krama dalam keseharian.
"Paling gawatnya, perilaku buruk dan inisi tabiat itu sekarang malah bertopeng kewajaran. Walhasil, tabiat menerabas telah merontokkan seluruh tatanan kehidupan bernegara dan berbangsa," tulis dokumen.
Maka dari itu Forum Guru Besar ITB berkesimpulan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara hanya dapat dikembalikan ke jalur yang telah digagas para pendiri bangsa melalui jalan pendidikan.
Berdasarkan pemikiran diatas, Forum Guru Besar ITB menggagas:
- Pendidikan bermutu dan terjangkau diselenggarakan guna pemajuan peradaban;
- Pendidikan senantiasa mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan;
- Pendidikan didirikan di atas kemerdekaan bernalar serta keluhuran akal budi;
- Pendidikan memupuk benih gairah belajar sepanjang hayat;
- Pendidikan diselenggarakan berpayung cakrawala keberagaman budaya bahari dan kepulauan.
"Sebagai anak-anak peradaban yang lahir dari rahim para pejuang bangsa, kami berdiri di depan untuk menindaklanjuti manifesto ini. Mari kita merapat dan bersama mengayuh bahtera bangsa serta bersimpuh memohon restu Tuhan untuk kemuliaan negara-bangsa Indonesia sekarang dan esok," tulisnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditetapkan Sebagai Tersangka, Riza Chalid Ada di Singapura