
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY) peda Agustus 2025 secara bulanan mengalami defiasi sebesar 0,24% (mtm), lebih rendah dibandingkan Juli 2025 yang mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm).
Secara tahunan, DIY mengalami inflasi yang terkendali sebesar 2,30% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan bulan Juli 2025 sebesar 2,60% (yoy).
Dengan demikian, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Sri Darmadi Sudibyo mengatakan, inflasi DIY secara tahun kalender tercatat sebesar 1,59% (ytd). Berdasarkan kota IHK, Kota Yogyakarta pada Agustus 2025 mengalami deflasi bulanan sebesar 0,21% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 2.28% (yoy). Sedangkan Kab. Gunungkidul tercatat mengalami deflasi sebesar 0,27% (mtm) sehingga inflasi tahunan mencapai 2,33% (yoy).
Penurunan harga terutama terjadi pada kelompok Makanan, Minuman, dan tembakau yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm). Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas tomat, cabai rawit, dan telur ayam ras, masing masing dengan andil deflasi sebesar 0,11% (mtm), 0,07% (mtm), dan 0,02% (mtm).
Penurunan harga tomat dan cabai rawit disebabkan oleh terpenuhinya pasokan dan senjumlah daerah pemasok seperti Magelang, Muntilan, dan Temanggung. Sementara ftu, turunnya harga telur ayam ras disebabkan oleh permintaan yang cenderung melandai di tengah terpenuhinya pasokan dari level petemak
Kelompok Transportasi juga turut memberikan andil deflasi sebesar 0,03% (mtm) pada periode laporan. Hal ini seiring dengan turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsid: per 1 Agustus 2025 untuk jenis Pertamax dari Rp12.500/1 menjadi Rpt2 200/liter dan Pertamax Turbo dan Rp13 500/liter menjadi Rp13 200/liter sehingga berdampak pada andil deflasi komoditas bensin sebesar 0.02% (mtm).
Sementara itu, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh naiknya harga pada kelompok Pendidikan dengan andil inflasi sebesar 0,03% (mtm). Peningkatan tersebut terutama terjadi pada komoditas biaya taman kanak kanak yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01% (mtm). Hal ini seiring dengan periode tahun ajaran baru bagi siswa taman kanak kanak.
Dalam upaya pengendalian Inflasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY mengapresiasi! kontribusi aktif berbagal pihak yang telah membengun sinergi dan kolaborasi.
"Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY tahun 2025 tetap tenaga pada kisaran target 2,5%+1% (yoy)," terang dia.
Capaian ini ditopang oleh upaya TPIO OLY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2025, di antaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja banyak, dan penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan strategis serta maraknya berbagai gerakan sosial masyarakat yang bertujuan untuk stabilitas harga dan pasokan termasuk efisiensi distribusi komoditas.
Pada 20 Agustus 2025 juga telah dilaksanakan pembukaan kegiatan Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi (MRANTASI) Goes to School dalam rangka memberikan edukasi inflasi kepada 300 orang guru dan siswa SMA, SMK, dan MA se Kabupaten Sleman. Program ini akan dilakukan kembali: dengan target jumlah peserta mencapai 600 orang guru dan siswa di 4 (empat) kabupaten/kota lainnya di DIY.
Selain itu, pada 29 Agustus 2025 juga telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Pengendalian Inflasi dan Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah DIY dengan tema “Percepatan Transformasi Ekonomi melalui Peningkatan Produktivitas Pertanian untuk Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga serta Penguatan Digitalisasi Keuangan Daerah". (H-3)