Suasana duka menyelimuti kediaman Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang meninggal dunia di saat ramai demonstrasi di Jawa Tengah.
Di rumah keluarganya di Perumahan Pondok Beringin, Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (2/9), para pelayat datang silih berganti.
Sang ibu tampak tak kuasa menahan tangis melepas kepergian putra sulungnya. Ada pula karangan bunga ucapan duka dari Dekan FH Unnes Ali Mahsyar Mursyid.
Keluarga menilai kematian Iko penuh dengan kejanggalan, dan menyerahkan kasus ini kepada penanganan hukum kepada Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Alumni Fakultas Hukum (FH) Unnes.
Anggota PBH IKA FH Naufal Sebastian mengatakan ada banyak kejanggalan termasuk luka-luka yang dialami Iko. Dari foto yang ia dapat ada luka sobek di bibir Iko dan luka lebam di mata. Sementara keluarga sempat menerima surat tanda penerimaan BB (barang bukti) sepeda motor karena kecelakaan.
"Ada luka lebam yang nampaknya dugaan kami luka pukul bukan kecelakaan. Kemudian ada igauan ketika tidak sadarkan diri. Itu alam bawah sadar," ujar Naufal kepada wartawan, Selasa (2/9).
Igauan Iko itu adalah "Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi."
Ia menjelaskan berdasarkan informasi yang ia terima, Iko yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sempat berpamitan kepada keluarga untuk menjemput temannya yang ditahan di Polda Jateng pada Sabtu malam (30/8).
Namun, pada Minggu (31/8) sekitar pukul 11.00 WIB, Iko diantar dalam kondisi kritis oleh kendaraan Brimob ke RSUP Dr Kariadi Semarang. Iko sempat menjalani operasi karena limpanya rusak.
"Masih cek apakah Brimob kebetulan lewat karena petugas dia menolong atau seperti apa? Yang jelas kami belum bisa menghubungi kepolisian," jelas dia.
Pihaknya juga masih berusaha mendapat informasi dan investigasi untuk membuka tabir kematian Iko. Namun, saksi kunci yakni teman Iko masih kritis dan dirawat di rumah sakit.
"Saat ini belum bisa karena saksi kunci masih dirawat, masih kritis dan trauma yang kami dengar informasi terkini rahangnya cedera entah geser atau apa sehingga sulit komunikasi," imbuh Naufal.
Sedangkan untuk menggali informasi dari beberapa rekan korban, Naufal mengungkap banyak mahasiswa Unnes masih trauma pasca-aksi unjuk rasa dan berbagai penangkapan.
"Keluarga masih meminta kita hargai dan hormati keluarga yang berduka setelah tenang nanti ngobrol. Keluarga terganggu saat banyak yang datang. Perlu waktu untuk pulih, sebelum kemudian setelah kuat baru pikirkan langkah ke depan keluarga mau seperti apa. Terdekat kami akan terus melakukan konsolidasi. Kita akan cek dan kumpulkan bukti-bukti yang ada," kata Naufal.
Polda Jateng Akan Selidiki
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan akan menyelidiki informasi kematian Iko Juliant Junior.
"Kami harus lakukan penyelidikan dahulu informasi tersebut," ujar Kombes Artanto.