Festival Jakarta World Cinema (JWC) hadir lewat edisi keempatnya pada tahun 2025. JWC kembali digelar dalam format hybrid, perpaduan pemutaran daring dan luring di KlikFilm, yang sudah menjadi tradisi sejak JWC edisi debut pada 2022.
Tahun ini, JWC menyajikan 185 karya dari 66 negara, terdiri dari 155 film panjang dan 30 film pendek. Daftar film yang tayang di KlikFilm dapat ditonton selama satu bulan penuh pada 4 September–4 Oktober. Sementara, pemutaran di bioskop akan berlangsung mulai 27 September hingga 4 Oktober 2025 di lima studio CGV Grand Indonesia, Jakarta.
JWC tahun ini dibuka lewat film berjudul Sentimental Value karya Joachim Trier. Festival ini akan ditutup lewat pemenang Palme d’Or Cannes Film Festival 2025, It Was Just an Accident, karya Jafar Panahi.
Panahi dikenal sebagai salah satu sineas yang konsisten bersuara lewat sinema, meski dibatasi kebebasannya. JWC ingin membuktikan dengan penayangan film terbaik Cannes 2025 ini, sinema tak hanya hiburan, melainkan juga perlawanan.
"Program tahun ini menghadirkan ragam suara dari penjuru dunia. Mulai dari para maestro yang sudah diakui hingga talenta baru yang penuh terobosan. Lewat jajaran film ini, kami berkomitmen menghadirkan sinema yang menantang dan menginspirasi kita semua dalam perayaan sinema,” kata Direktur Eksekutif JWC dan Direktur KlikFilm, Frederica, dalam konferensi pers di CGV Pacific Place, Jakarta, Jumat (29/8).
Tahun ini, JWC menghadirkan KlikFilm Short Movie Competition, inisiatif yang dirancang untuk mendukung sineas muda Indonesia. Ada 30 film pendek terpilih yang berkompetisi demi memproduksi film panjang bersama Falcon Pictures dan KlikFilm.
Kompetisi ini dinilai oleh empat juri, yaitu sutradara Joko Anwar, sutradara Aditya Ahmad, penulis skenario Alim Sudio, dan aktris Asmara Abigail.
Sebagai juri, Joko Anwar melihat antusias luar biasa dari para peserta.
"Bukan saja ide yang beragam, tapi juga mereka sangat responsif terhadap apa yang sedang terjadi di Indonesia sekarang, jadi, film-film mereka relevan dan disajikan dengan sangat baik," ungkap Joko Anwar.
Joko Anwar punya kriteria utama melihat suatu karya film pendek, yaitu, ide menarik, penyampaian segar, dan relevansi dengan masyarakat.
"Kalau misalnya tidak ada ide, walaupun filmnya sebagus apa, kelihatannya teknisnya tinggi-tinggi, tapi idenya minim, itu kayaknya tidak akan kita pilih," tutupnya.