
KETUA Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie meminta agar para pelaku usaha utamanya industri garmen, tekstil, alas kaki, elektronik, dan furnitur menggenjot kapasitas mereka menjelang penerapan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Kita mesti mengenjot kapasitas untuk satu, garmen. Kedua, tekstil. Tiga, alas kaki. Keempat, elektronik. Lima, furniture. Semua ini mesti kita genjot dan ini sangat padat kerja. Jadi kalau sekarang 4 jutaan (pekerja) hanya dari tekstil, ini kalau bisa ya jadi tambah 50% (pekerja) lagi itu kan sangat dibutuhkan," kata Anin saat ditemui di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jumat (1/8).
Di samping itu, Anindya juga menyoroti bahwa pemerintah jangan hanya fokus menjadikan AS sebagai pangsa pasar, akan tetapi juga bisa menargetkan Uni Eropa sebagai pangsa pasar baru untuk melakukan ekspor
"Dan pasar Eropa ini tidak kalah dengan Amerika. Jadi kalau misalnya Amerika itu total dagang kita dengan Amerika US$40 miliar, kalau Eropa itu US$39 miliar. Jadi tidak jauh lah. Ini juga kita mesti menguatkan kapasitas pengusaha karena pengusahanya mesti berani bersaing di era global. Jadi itulah salah satu upaya kami untuk menguatkan mental dan bukan saja pengusaha-pengusaha di Jakarta atau pengusaha besar tapi juga pengusaha di provinsi," tutur Anin. (Fal/M-3)