Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani meminta tambahan anggaran sebesar Rp 487,7 miliar untuk tahun anggaran 2026. Tambahan dana itu disebut untuk melaksanakan program prioritas nasional, serta mencapai realisasi investasi sebesar Rp 2.175,26 triliun pada 2026.
Rosan telah mengusulkan kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,92 triliun melalui rancangan awal rencana kerja 2026. Namun, pagu indikatif yang diberikan kepada Kementerian Investasi/Hilirisasi BKPM per 15 Mei 2025 hanya sebesar Rp 435,18 miliar.
Kemudian, berdasarkan surat bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tertanggal 24 Juli 2025, pagu anggaran yang ditetapkan kemudian naik menjadi Rp 775,8 miliar.
“Namun, tentunya ini masih belum memenuhi kebutuhan minimal anggaran tahun 2026 yang diusulkan dalam rangka melaksanakan program prioritas nasional yaitu (minimal) sebesar Rp 1,26 triliun,” kata Rosan dalam Raker bersama Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (4/9).
Ia memaparkan, kebutuhan minimal anggaran 2026 terdiri dari dukungan manajemen sebesar Rp 516,93 miliar serta penanaman modal dan hilirisasi Rp 745,87 miliar. Dengan demikian, total usulan tambahan anggaran mencapai sekitar Rp 487,7 miliar untuk mencapai kebutuhan minimal anggaran yaitu mencapai Rp 1,26 triliun.
Adapun usulan tambahan anggaran tahun 2026 terdiri dari Rp 40,35 miliar untuk dukungan manajemen dan Rp 447,37 miliar untuk penanaman modal dan hilirisasi.
“Jadi itulah, itu adalah dana anggaran yang kami lihat minimal yang kami butuhkan dalam rangka agar kami bisa mencapai target yang meningkat cukup signifikan pada tahun 2026 ini,” tambah Rosan.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan target investasi nasional pada 2026 mencapai Rp 2.175 triliun. Angka ini meningkat 14,2 persen dibandingkan target tahun 2025 yang ditetapkan Rp 1.905,6 triliun.
Rosan menyebut tren peningkatan target dan realisasi investasi telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Pada periode 2014 hingga 2024, realisasi investasi tercatat mencapai Rp 9.900 triliun. Sementara untuk periode 2025-2029, pemerintah menargetkan nilai investasi melonjak menjadi Rp 13.032,8 triliun.
Rosan juga menilai peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara bakal mampu meningkatkan keyakinan investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.