
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kini memiliki bangunan baru di kompleks Kantor Pusat BMKG, Jakarta Pusat . Bangunan tersebut bahkan diklaim tahan gempa megathrust berkekuatan 8,8 magnitudo.
Gedung itu baru saja diresmikan langsung oleh Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pada Senin (21/7).
"Gedung ini adalah command center atau pusat komando ya. Pusat komando untuk memberikan multi hazard early warning, peringatan dini multi bahaya, yang terkait dengan bahaya geohidrometeorologi," kata Dwikorita dalam acara peresmian.

Dwikorita menjelaskan, gedung ini tadinya menggunakan bangunan bekas Bandara Kemayoran. Belakangan, gedung tersebut dinilai tak layak, karena rawan roboh bila terguncang gempa.
"Jadi gedung yang rawan itu sudah dirobohkan. Dibangun dengan yang, insyaallah, gedung yang saat ini berdiri sudah dilengkapi dengan base isolation friction yang pondasinya sampai hampir 30 meter menancap di tanah yang keras," ungkap dia.

"Kalau terjadi gempa, karena gedungnya tidak goyang. Kenapa dibuat tidak goyang? Karena yang bertugas di sini itu tidak boleh lari karena gempa.
Orang lain boleh evakuasi, tapi petugas tidak boleh evakuasi. Dia harus tetap, karena kalau dia dievakuasi, siapa yang menghitung," jelasnya.
Dwikorita menambahkan, gedung ini memiliki 9 lantai. Di dalamnya, telah dilengkapi super komputer yang bisa mendeteksi potensi-potensi bencana di Indonesia.

"Jadi gedung ini dilengkapi dengan high performance computer atau super komputer yang kita beri nama Smong," jelas dia.
Di dalam gedung ini juga terdapat monitor-monitor besar yang akan menampilkan data terbaru terkait perubahan cuaca hingga pergerakan lempeng bumi.

Dari sana, BMKG bisa menganalisanya untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Dengan super komputer tersebut, peringatan dini bisa dikeluarkan lebih cepat.