Lampung Geh, Lampung Selatan – Aktivitas warga Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, sebagian besar ditopang oleh produksi gula merah kelapa.
Pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan laki-laki bertugas memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira sebagai bahan baku utama.
Ida (31), salah satu warga, menuturkan setiap kali produksi ia bisa mengolah 140 liter nira kelapa menjadi sekitar 30 kilogram gula merah.
Proses memasak berlangsung selama 4–5 jam hingga nira mengental dan kemudian dicetak ke dalam mangkok khusus.
“Biasanya saya buat dua hari sekali. Sekali masak bisa dapat Rp300 ribu lebih, langsung diambil pengepul,” kata Ida.
Ida menambahkan, satu cetakan gula merah yang sudah jadi bisa memiliki berat lebih dari 1 kilogram dengan harga jual Rp8.500 per buah.
“Kalau sudah jadi, satu buah beratnya bisa lebih dari satu kilo. Harganya Rp8.500 per cetakan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, jika bahan baku nira berasal dari pohon kelapa milik orang lain, dengan sistem pembayaran dilakukan dengan bagi hasil.
“Kalau nira kelapanya dari pohon orang, pembayarannya sebulan sekali. Sehari tiga kilo gula merah, dan biasanya dicicil tanggal 10, 20, dan 30,” jelasnya.
Pekerjaan ini dijalani Ida bersama suaminya yang bertugas memanjat pohon kelapa. Dari hasil tersebut, ia mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari ketiga anaknya.
Aniah (26), warga lain, juga menyampaikan hal serupa. Ia masih menggunakan cara tradisional dalam mengolah nira.
“Proses pembuatan gula ini bisa memakan waktu hingga empat jam. Sekali produksi saya bisa menghasilkan sampai 50 kilo,” jelasnya.
Menurutnya, seluruh hasil gula merah dijual ke tengkulak yang kemudian menyalurkannya ke pabrik-pabrik besar.
Selain itu, Hayun warga setempat menambahkan mayoritas masyarakat Pulau Sebesi menggantungkan hidup dari pertanian.
Selain bertani kelapa, warga juga menanam kakao dan pisang, sementara sebagian lain berprofesi sebagai nelayan.
“Karena pohon kelapa sangat banyak, ibu-ibu di sini lebih banyak bekerja sebagai pembuat gula merah. Laki-lakinya yang bertugas mengambil nira dari pohon,” katanya.
Dengan banyaknya pohon kelapa di Pulau Sebesi, gula merah kelapa kini menjadi salah satu komoditas andalan masyarakat setempat sekaligus penopang perekonomian keluarga. (Cha)