REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon memproyeksikan industri perfilman akan menyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional yang signifikan pada 2027.
“Industri perfilman Indonesia diproyeksikan menyumbang 9,8 miliar dolar AS terhadap PDB nasional,” ujarnya dalam forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 di Denpasar, Bali, Rabu (3/9/2025).
Ia meyakini hal itu karena industri perfilman Indonesia berkembang pesat, dengan penciptaan lapangan kerja diperkirakan tumbuh 14 persen per tahun.
Kepada delegasi dari 40 negara, Menbud mengatakan budaya populer Indonesia berkembang pesat, menghasilkan beragam kisah memikat yang mencerminkan kekayaan keragaman budaya dan kreativitas bangsa.
Pada 2024, lebih dari 200 film diproduksi, dengan film lokal menguasai 70 persen pangsa pasar film nasional. “Hingga September 2025, jumlah penonton mencapai 60 juta, sementara produksi film lebih dari 200 judul,” ujar Fadli Zon memperkuat proyeksinya.
Melalui CHANDI 2025 yang menjadi wadah kolaborasi antarnegeri, Kementerian Kebudayaan siap menyambut kerja sama internasional di sektor film.
“Melalui inisiatif seperti laboratorium film, lokakarya penulisan naskah, pendanaan yang sesuai, dan produksi bersama, kami secara aktif memperkuat ekosistem film nasional dan siap menyambut kolaborasi internasional,” katanya.
Menurut Fadli Zon, mendorong industri perfilman merupakan bagian dari komitmen Kementerian Kebudayaan untuk melindungi warisan budaya sekaligus mengembangkannya.
Hal itu sejalan dengan tujuan Presiden Prabowo membentuk Kementerian Kebudayaan dan berakar pada UUD 1945 Pasal 32, yang menegaskan negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kemerdekaan rakyat melestarikan serta mengembangkan nilai budaya.
Pemajuan budaya, lanjut dia, juga ditujukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta memperkuat keselarasan hidup dengan lingkungan alam dan budaya.
Melihat potensi besar sektor budaya, Menbud mendorong negara peserta menilai budaya tidak sekadar peninggalan masa lalu, melainkan kekuatan vital dan dinamis yang membentuk masa depan kolektif.
“Budaya memicu kreativitas, memupuk inovasi, dan menginspirasi nilai-nilai yang membimbing kita menuju dunia lebih inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan,” ujarnya.
“Marilah kita menimba kekuatan dari kekayaan keragaman peradaban, dan melalui pembelajaran serta pemahaman bersama, bekerja sama menjaga warisan bersama kita dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” pungkas Fadli Zon.
sumber : Antara