Modus Penipuan Digital Berbasis AI, dari Impersonation hingga Transfer Palsu

2 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam acara Indonesia Digital Bank Summit 2025 & Launching Kampanye Nasional Waspada Penipuan dan Keuangan Ilegal (19/8). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat agar semakin waspada terhadap maraknya praktik penipuan yang memanfaatkan teknologi digital, termasuk artificial intelligence (AI). Seiring berkembangnya teknologi, para pelaku kejahatan keuangan memunculkan beragam modus baru untuk menjebak korban.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebut masyarakat kini semakin rentan terhadap kejahatan digital.

“Beberapa modus yang saat ini sedang marak terjadi di masyarakat ini adalah impersonation, meniru atau menduplikasi identitas berizin atau leka. Kemudian penawaran investasi dengan tugas tertentu, misalnya meminta masyarakat me-like dengan imbalan tertentu tapi kemudian diminta untuk men-transfer jumlah yang lebih besar dan akhirnya hilang. Kemudian penawaran investasi berkedok perdagangan aset kripto,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki dalam konferensi pers, Kamis (4/9).

Selain itu, OJK juga menemukan maraknya penipuan berkedok robot trading, penawaran AI, hingga penggunaan SMS palsu (fake SMS masking). Salah satu modus terbaru adalah pemalsuan bukti transfer dengan teknologi AI. Praktik-praktik tersebut, menurut OJK, masuk dalam kategori social engineering yang menjerat korban dengan cara mengecoh dan memanipulasi psikologis.

Ilustrasi pelaku penipuan yang mengambil data nasabah dengan cara carding. Foto: Alexander Geiger/Shutterstock

Kiki menyebut, para pelaku biasanya menyamar sebagai pihak resmi, seperti customer service perusahaan jasa keuangan, agen perjalanan, lembaga pemerintah, atau penyedia internet. Mereka kemudian meminta data pribadi seperti PIN dan OTP, sehingga korban menyerahkan akses akun keuangan mereka tanpa disadari.

Penggunaan AI dalam kasus penipuan juga kian meningkat. Pada Agustus lalu, OJK menerima tiga laporan pengaduan yang berkaitan dengan ancaman penyebaran foto yang sudah diedit menggunakan AI.

"Jadi ini sebenarnya untuk menakuti dan lain-lain tapi sebenarnya digunakan AI dan juga penyelenggaraan data dengan memanfaatkan AI untuk membuka rekening,” ujarnya.

Berdasarkan catatan OJK hingga akhir Agustus, ada sepuluh modus penipuan yang paling banyak digunakan. Dari jumlah tersebut, penipuan belanja online menempati posisi teratas dengan 44.877 laporan atau 18,8 persen dari total aduan. Disusul penipuan mengaku pihak lain atau fake call sebanyak 24.723 laporan (10,4 persen). Sementara itu, penipuan investasi, penawaran kerja palsu yang kerap menargetkan anak muda, serta penipuan hadiah juga tercatat menjerat banyak korban.

OJK menegaskan pentingnya kewaspadaan publik dalam menyikapi berbagai tawaran yang tidak masuk akal.

“Jadi kami terus mengimbau kepada masyarakat, terima kasih rekan-rekan media yang selalu menyuarakan juga agar masyarakat selalu mengedepankan legal dan logisnya. Jadi pertama harus cek legalitasnya dan kedua logis atau enggak setiap penawaran ya,” kata Kiki.

OJK juga mendorong literasi dan edukasi keuangan secara berkelanjutan, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Supaya masyarakat tidak mudah terjebak dalam penawaran yang menjanjikan keuntungan instan.

Read Entire Article