Polemik SPMB Jalur Afirmasi SMA Negeri di DIY, 51 Siswa Didiskualifikasi

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Dok. KemendikdasmenPelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sejumlah daerah. Foto: Dok. Kemendikdasmen

Sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur afirmasi SMA dan SMK Negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih bermasalah. Sebab ada puluhan siswa yang masuk kategori mampu, diterima lewat jalur afirmasi.

Sementara jalur afirmasi adalah jalur khusus untuk siswa dari keluarga kurang mampu atau siswa disabilitas.

Sejauh ini, ada 139 siswa yang sudah diterima sekolah negeri melalui jalur afirmasi didiskualifikasi karena adanya pembaharuan data keluarga miskin dari Dinas Sosial. Dari pemutakhiran data itu, mereka masuk sebagai keluarga mampu.

"Mereka 139 itu di tanggal 27 Maret data dari Dinas Sosial Kabupaten Kota itu memang oke (masuk keluarga tidak mampu). Kemudian di tanggal 29 Mei memang itu tidak oke (tidak masuk keluarga tidak mampu). Data terbaru 139 itu ternyata tidak masuk afirmasi," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Suhirman di kantornya, Kamis (3/7).

Orang tua 139 siswa itu protes karena didiskualifikasi mendadak.

Protes ini membuat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menggelar sejumlah rapat termasuk audiensi dengan orang tua siswa pada, Rabu (2/7).

Hasilnya 88 siswa mampu menunjukkan bukti bahwa mereka masuk golongan keluarga tak mampu.

"Dari 139 ada 88 siswa yang sudah melengkapi (menunjukkan bukti keluarga tak mampu)," katanya.

Sementara 51 siswa diakui merupakan keluarga mampu. Nasib ke-51 siswa ini pun sempat terkatung-katung. Mereka masuk otomatis ke jalur afirmasi, didiskualifikasi, dan terancam tidak bisa masuk sekolah negeri karena pendaftaran jalur sudah ditutup.

 Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Siapkan Jalur 'Tambahan'

Disdikpora lalu kembali menggelar rapat dengan orang tua siswa hari ini, Kamis (3/7). Akhirnya ke-51 siswa ini tetap masuk sekolah yang dituju dengan jalur 'tambahan'.

"Masih ada 51 siswa, itu bisa melanjutkan mendaftar di sekolah asalnya. Nanti 51 siswa itu bukan menggunakan jalur afirmasi, karena statusnya bukan afirmasi," katanya.

Soal nama jalur 'tambahan' ini, Suhirman pun belum memutuskan akan memberikan nama apa. "Yang jelas ini bukan jalur afirmasi, sehingga nanti mungkin kita cari nama bersama," katanya.

Suhirman bilang penambahan kursi ini sudah atas koordinasi dengan Kemendikdasmen. Jumlah rombongan belajar pun jadi bertambah dengan adanya jalur 'tambahan' ini.

"Satu sekolah ada beberapa kelas artinya tidak mungkin (mencapai) 40 (rombel). (Bisa) 37, tidak mungkin sampai 40. Sehingga tidak terlalu pengaruh dalam pembelajaran di kelas," katanya.

Setelah diputuskan untuk tak masuk lewat jalur afirmasi, 51 kursi yang ditinggalkan para siswa tadi akan dibuka lagi.

"Dibuka pendaftaran lagi khusus jalur afirmasi, kami akan umumkan melalui web SPMB," jelasnya.

Pimpinan Komisi DPRD DIY Minta Maaf

Ketua Komisi D DPRD DIY, RB Dwi Wahyu, yang hadir di Disdikpora DIY turut minta maaf atas kekacauan ini. Ke depan update data antar dinas perlu dilakukan lebih awal sebelum pendaftaran sekolah.

"Menurut saya ini kasuistik khusus, jadi kalau diulik kembali, saya tidak akan saling menyalahkan. Ini kesalahan kita. Dan saya mohon maaf. Saya kira konsolidasi antar OPD berwenang termasuk Dinsos dan Disdik barangkali dalam update datanya waktunya lebih awal lagi," kata Dwi.

Suasana gedung DPRD DIY pada Selasa (31/5/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparanSuasana gedung DPRD DIY pada Selasa (31/5/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Sementara itu, Iwan Joko, salah satu orang tua siswa mengatakan hasil audiensi hari ini membuktikan yang terjadi adalah kesalahan sistem. Tidak ada orang tua yang memanipulasi data.

"Hasil audiensi seperti yang kami harapkan, karena kami memang tidak menggunakan status bodong," kata Iwan.

Iwan mengaku ketika anaknya mendaftar, sistem sudah secara otomatis memasukkan ke jalur afirmasi. Dia pun sempat mengkonfirmasi hal ini ke dinas saat itu jawabannya boleh.

"Status itu kami terima dari dinas. Saya juga sudah konfirmasi ke sini, bahwasanya boleh, dan saya sudah bilang tidak punya PKH atau semacamnya dan dijawab boleh katanya," jelasnya.

Ternyata setelah diterima di sekolah yang dituju, anaknya didiskualifikasi. Informasi ini dia terima dari sistem SPMB. Padahal pendaftaran negeri sudah tutup.

Iwan mengatakan anaknya tetap bisa masuk ke sekolah yang dipilihnya.

"Tetap di sekolah itu karena memang ini kesalahan sistem," bebernya.

Read Entire Article