
SEJAK 28 Agustus 2025, berbagai kota besar di Indonesia dipenuhi massa demonstran. Di tengah arus protes tersebut, lahirlah tiga warna yang kini jadi ciri khas gerakan yaitu Resistance Blue, Brave Pink, dan Hero Green. Tiga warna ini sudah banyak beredar di media sosial. Tak sedikit orang termasuk para selebritas yang memperlihatkan mereka yang menunjukkan kertas bertuliskan 17+8 tuntutan rakyat dengan huruf berwarna pink dan hijau di jalan saat ikut unjuk rasa.
Pemilihan warna ini bukan sekadar urusan tampilan, melainkan bahasa simbolis yang mewakili aspirasi rakyat tentang masa depan yang lebih adil.
Tidak berhubungan dengan simbol partai maupun kelompok politik tertentu, ketiga warna ini muncul alami dari kegelisahan masyarakat.
Resistance Blue: Simbol Perlawanan Demi Kebenaran dan Transparansi
Resistance Blue sebenarnya sudah muncul sejak tahun lalu, dan terkait dengan Anies Baswedan. Tahun 2024, saat Pilpres, tim Anies–Muhaimin (AMIN) memakai warna biru sebagai identitas visual politiknya.
Biru itu kemudian disebut sebagai “warna resistensi” atau “Resistance Blue”, melawan dominasi politik penguasa saat itu.
Warna ini juga pernah digunakan dalam peringatan "Darurat Demokrasi" pada 22 Agustus 2024 lalu.
Resistance blue atau biru perlawanan merujuk pada warna biru tua yang digunakan sebagai latar belakang simbol Peringatan Darurat Garuda Biru, yang merupakan simbol perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan pemerintah.
Khususnya, terkait polemik putusan Mahkamah Konstitusi dan revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) pada Agustus 2024.
Pada gelombang demo 17+8 Tuntutan Rakyat, istilah Resistance Blue kembali muncul, tapi maknanya meluas jadi simbol perlawanan rakyat secara umum, bukan sekadar identitas politik Anies.
- Brave Pink: Representasi Keberanian yang Lahir dari Kelembutan
Warna pink, yang sering kali dianggap lembut, kini bertransformasi menjadi simbol keberanian (bravery). Inspirasi warna ini diduga berasal dari seorang ibu berkerudung pink yang mencuri perhatian dalam aksi demo 28 Agustus 2025 di depan DPR. Ia dengan keberaniannya berdiri di garis terdepan menghadapi aparat.
Kendati sudah tak muda, ia dengan lantang berorasi dan bahkan melawan barikade polisi dengan bambu. Padahal situasi cukup menegangkan dengan adanya water canon dan gas air mata.
Sosoknya kemudian viral di media sosial, menjadikan kerudung pink yang dikenakannya menjadi simbol keberanian dan keteguhan rakyat yang tertindas.
Lebih lanjut, pink yang identik dengan kelembutan menghadirkan ketenangan di tengah konflik. Memberi kesan bahwa saat kekerasan memenuhi jalanan, manusia masih membutuhkan ruang untuk kelembutan. Apabila Resistance Blue diibaratkan sebagai otak dari pergerakan, maka Brave Pink merupakan hatinya.
- Hero Green: Harapan untuk Reformasi dan Masa Depan Berkelanjutan
Dalam konteks aksi politik dan sosial saat ini, hijau menjelma menjadi Hero Green atau Hijau Pahlawan, simbol harapan rakyat untuk kehidupan yang lebih baik.
Warna ini juga senada dengan jaket para pengemudi ojek online (ojol) yang memenuhi jalanan saat demonstrasi, menuntut adanya reformasi atas sistem yang merugikan buruh dan rakyat kecil.
Terlebih saat pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan tewas setelah mengalami insiden tragis dilindas mobil Brimob saat demonstrasi berlangsung pada 28 Agustus 2025.
Hijau merupakan sebuah warna pertumbuhan, kesuburan, dan pembaruan, yang merupakan semua yang didambakan rakyat dari sebuah reformasi.
Kemunculan Resistance Blue, Brave Pink, dan Hero Green menandai babak baru. Ketiga warna itu bukan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling melengkapi. Biru menuntut kejujuran pemerintah, Pink memperjuangkan kemanusiaan, dan Hijau memastikan masa depan yang layak. (H-4)