
Timnas Indonesia meraih hasil positif dengan kemenangan telak 6-0 atas Taiwan pada laga FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (5/9) malam. Meski demikian, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengingatkan agar skuad Garuda tidak cepat puas karena tantangan sesungguhnya masih menanti ketika menghadapi Libanon.
"Terlalu dini (menilai), kalau kita lihat nanti waktu lawan Libanon baru kita bisa berhitung," kata Erick Thohir.
Menurut Erick, kemenangan besar atas Taiwan memang menjadi modal positif tetapi masih terlihat kelemahan yang harus segera dibenahi, terutama dalam penyelesaian akhir.
Pasalnya, pada laga melawan Taiwan juga banyak peluang yang gagal dikonversi menjadi gol. Dari 23 percobaan yang dilepaskan, skuad Garuda hanya mencatatkan 5 tembakan mengarah ke gawang yang semuanya berbuah gol sedangkan 1 lagi tercatat sebagai gol bunuh diri.
"Serangannya lebih tajam tapi sama kadang-kadang pemain kita suka terburu-buru di finsihing," imbuh Erick.
Eksperimen yang dilakukan pelatih Patrick Kluivert dengan menurunkan mayoritas pemain pelapis membawa variasi baru dalam permainan. Sejumlah nama yang jarang tampil seperti Jordi Amat, Marc Klok, Shayne Pattynama, Egy Maulana Vikri, hingga Ramadhan Sananta mendapat kesempatan menunjukkan kemampuan.
Bahkan dua pemain baru, Mauro Zijlstra dan Milliano Jonathans, juga merasakan debut. Mauro sempat mencetak gol meski dianulir sedangkan Jonathans tampil eksplosif di sisi kanan. Kluivert memainkan formasi empat bek pada laga tersebut.
"Memang kalau kita lihat di U-23 dan senior kita mencoba bermain empat bek, mulai mencoba permainan ball posession, mengontrol bola," imbuh Erick Thohir.
Laga melawan Libanon pada Senin (8/9) nanti akan menjadi ujian yang lebih berat sekaligus simulasi berharga sebelum memasuki ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pada fase tersebut, Indonesia sudah ditunggu tim kuat asal Timur Tengah yaitu Arab Saudi dan Irak. (H-1)