REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - bank bjb terus mendukung pengembangan industri strategis melalui partisipasi aktif dalam pembiayaan berskala besar. Langkah konkret tersebut diwujudkan melalui keterlibatan bank bjb sebagai Joint Mandated Lead Arranger (JMLA) dalam fasilitas kredit sindikasi bagi PT Hidrogen Peroxida Indonesia (HPI).
Bersama Bank Victoria sebagai Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner, bank bjb memimpin struktur pembiayaan koordinasi antar kreditur, dan memastikan kelancaran penyaluran fasilitas kredit untuk pembangunan pabrik hidrogen peroksida di Kabupaten Serang, Banten.
Penandatanganan perjanjian dilaksanakan pada Selasa (26/8/2025) di T-Tower bank bjb dan dihadiri Jajaran Direksi Perbankan Peserta Sindikasi, Manajemen HPI, serta Pemegang Saham. Turut hadir perwakilan bank bjb Angga Estrio Pratama selaku Pemimpin Divisi Korporasi dan perwakilan Bank Victoria Mira Christiana selaku SEVP of Commercial.
Total plafon fasilitas kredit sindikasi yang disepakati mencapai Rp 600 miliar. Skema ini melibatkan delapan bank, dengan Bank Victoria berkontribusi Rp 200 miliar, Bank Sinarmas Rp 100 miliar, Bank Kalteng, Bank Nagari, Bank Sulselbar, Bank INA Perdana dan OK Bank masing-masing Rp 50 miliar, termasuk kontribusi bank bjb sebesar Rp 50 miliar.
Fasilitas kredit ini diberikan dengan tenor 90 bulan atau sekitar tujuh setengah tahun, termasuk masa tenggang. Struktur pembiayaan jangka panjang tersebut mencerminkan keyakinan perbankan nasional terhadap prospek industri kimia dasar di Indonesia.
Hilirisasi Industri Kimia
Proyek pembangunan pabrik hidrogen peroksida PT HPI memiliki nilai strategis tinggi karena menyentuh kebutuhan dasar berbagai sektor industri. Hidrogen peroksida digunakan secara luas di industri pulp dan kertas, tekstil, farmasi, pertambangan mineral, hingga elektronik.
Saat ini, sebagian besar kebutuhan hidrogen peroksida dalam negeri masih dipenuhi melalui impor. Dengan adanya pabrik di Serang, Indonesia akan memiliki kapasitas produksi domestik sebesar 20.000 MTPA (Metric Tons Per Annum) H2O2 100%, yang mampu mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar negeri.
Sekitar 70 persen produksi pabrik ditargetkan untuk pasar domestik, sementara 30 persen dialokasikan ke pasar ekspor. Skema ini bukan hanya menjawab kebutuhan nasional, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap devisa melalui penetrasi pasar internasional. Keberadaannya memperkuat fondasi kemandirian industri kimia dasar, yang merupakan tulang punggung berbagai sektor hilir manufaktur.
Pembangunan pabrik ini menggandeng kontraktor internasional, Nuberg Engineering India Ltd, dengan dukungan teknologi dari Nuberg Sweden. Kehadiran mitra teknologi global memberikan jaminan kualitas serta standar produksi yang kompetitif di tingkat dunia.
Selain memperkuat daya saing industri, proyek ini juga diperkirakan menciptakan efek ganda ekonomi. Selama fase konstruksi, proyek diperkirakan menyerap tenaga kerja lokal. Sementara saat operasional, lapangan kerja tetap dan rantai pasok lokal akan tumbuh.
Pabrik hidrogen peroksida di Serang juga diharapkan memicu pengembangan kawasan industri kimia di Banten. Keberadaannya akan menarik investasi turunan dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
bank bjb melalui keterlibatan sebagai JMLA memperlihatkan konsistensi strategi untuk memperbesar portofolio pembiayaan produktif. Langkah ini sejalan dengan arahan regulator yang mendorong perbankan nasional berperan aktif dalam pembangunan sektor riil.
Direktur Utama PT Sulfindo Adiusaha selaku Pemegang Saham PT Hidrogen Peroxida Indonesia, Budiarto Boentaran, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. Dukungan Fasilitas Kredit Sindikasi ini menjadi bukti kepercayaan perbankan terhadap prospek industri bahan kimia dasar di Indonesia.
Keberhasilan mengoordinasikan sindikasi memperlihatkan kapabilitas bank bjb sebagai arranger utama. Sekaligus membuktikan sinergi lintas institusi keuangan mampu melahirkan solusi pembiayaan yang efisien dan efektif.
Dengan dukungan pembiayaan yang solid, pabrik hidrogen peroksida di Serang diharapkan dapat beroperasi penuh sesuai target dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan industri nasional.
bank bjb melalui langkah ini memperlihatkan peran nyatanya sebagai motor pembangunan ekonomi dan pengembangan industri kimia dasar di Indonesia sekaligus penguatan kemandirian pasokan bahan baku nasional. bank bjb terus menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, pemegang saham, serta masyarakat luas.