
Film fiksi ilmiah Pelangi di Mars baru saja mengumumkan deretan pemain utamanya. Film arahan sutradara Upie Guava itu dibintangi oleh Rio Dewanto (Banyu), Lutesha (Pratiwi), dan Messi Gusti (Pelangi).
Film Pelangi di Mars digarap dengan menggunakan teknologi XR (Extended Reality). Sutradara Upie Guava mengungkapkan proses syuting film yang menggunakan teknologi imersif ini, berlangsung selama 26 hari dan dibagi menjadi dua sesi.
"Syuting itu tuh ada dua sesi sebenernya. Karena teknologi ini tuh ada animasi dan ada live action. Yang animasi itu kita sebut motion capture syuting, yang terlibat tuh hanya Pelangi dan para pemeran robot," kata Upie di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (17/7).
Tahap pengambilan gambar, lanjut Upie, memang sudah rampung. Saat ini, film tersebut sedang memasuki tahap akhir penyuntingan.
"Itu kita lakukan sekitar 12 hari syuting lantas sesi berikutnya adalah syuting live action human actor. Di sini Messi, Luthesa, Rio, dan beberapa yang lainnya," tutur Upie.
"Jadi kalau menggunakan set itu sekitar 14 hari syuting. Yang menyenangkan adalah kalau gambarnya tuh udah selesai. Jadi tinggal polish," tambahnya.

Para Pemain Film Pelangi di Mars Antusias Syuting dengan Teknologi XR
Dalam kesempatan yang sama, Luthesa mengatakan bahwa ini merupakan kali pertama ia terlibat dalam proyek film yang menggunakan teknologi imersif. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Lutesha.
"Jadi ini memang membutuhkan tingkat fokus dan daya imajinasi yang lebih tinggi. Kan yang kita lihat yang ada gambarnya tuh layarnya di belakang gitu tapi yang kita melihat depan hitam-hitam ini," kata Luthesa.
"Jadi mau enggak mau kita harus ngerespons dengan daya imajinasi kita," tambahnya.
Hal senada disampaikan Rio Dewanto. Meski jadi tantangan utama, Rio mengatakan bahwa kehadiran teknologi XR sangat membantunya memahami dunia fiksi dalam film ini.
"Tapi dengan adanya XR di belakang kita itu sangat membantu banget sih. Oh ternyata kita lagi ada di sini dibandingin semuanya green kan terkadang kita bingung gitu ya. Ini kita ada di mana, kita harus ngebayangin terus. Ya menyenangkan sih buat gue experience-nya karena ini pertama kali ya," tuturnya.

Film Pelangi di Mars Dapat Dukungan Pemerintah
Film yang menggabungkan animasi dan live action itu juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.
Raffi mengaku kehabisan kata-kata saat melihat teaser film tersebut. Dia menilai Upie Guava telah menciptakan karya yang brilian bagi industri kreatif Tanah Air.
"Selamat memberikan film indonesia next level. Saya juga ingin negara hadir, pastinya saya sudah tidak bisa berkata apa-apa, terharu lihat next level (film Indonesia)," kata Raffi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal dengan nama Ifan Seventeen mengaku pihaknya mendukung penuh penggarapan film tersebut.
"Banyak tugas yang diberikan semenjak saya di PFN, bagaimana PFN diminta membuat film yang bertemakan pahlawan," kata Ifan.
"Bukan sebelumnya kurang maksimal. Ini cerita (sesuai dengan tema) yang membanggakan, kali ini di bawah kepemimpinan saya, negara harus hadir," tambahnya.

Film Pelangi di Mars berlatar tahun 2080, ketika persediaan air di Bumi sangat terbatas dan dimonopoli oleh perusahaan raksasa bernama Nerotex.
Pelangi (Messi Gusti), adalah manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars. Ia hidup seorang diri setelah ditinggal ibunya, Pratiwi (Lutesha), dan ditinggalkan pula oleh koloni manusia yang sebelumnya bermukim di planet tersebut.
Kesendiriannya berubah ketika Pelangi bertemu dengan sekelompok robot rusak yang telah lama ditinggalkan.
Bersama para robot, Pelangi memulai misi penting demi kelangsungan hidup umat manusia, yakni mencari mineral ajaib bernama Zeolith Omega, yang diyakini mampu memurnikan air di Bumi.