MASYARAKAT mengeluhkan kondisi udara di depan Gerbang Pemuda, gedung Dewan Perwakilan Rakyat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta pada Ahad pagi, 31 Agustus 2025. Kondisi udara yang buruk ini disebabkan efek gas air mata yang dilemparkan aparat kepolisian dalam penanganan aksi unjuk rasa semalam.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Efek gas air mata itu masih terasa hingga radius 1 kilometer dari depan gedung DPR. Tempo merasakan langsung efek gas air mata yang belum surut. Mata menjadi perih dan berair, hidung bersin-bersin, tenggorokan juga terasa sakit, pun dengan dada yang terasa sesak.
Kondisi itu juga dialami oleh sejumlah masyarakat yang hendak melintasi jalan tersebut. Seorang pengendara ojek online mengaku mata dan tenggorokannya terasa perih. Sejumlah masyarakat yang sedang bersepeda mengeluhkan hal serupa.
"Efek gas air mata bikin perih. Semoga keperihan ini juga dirasakan oleh anggota dewan yang di dalam sana," kata seorang masyarakat sambil mengayuh sepedanya menjauh dari depan gedung DPR tersebut.
Imbas aksi demonstrasi yang terjadi selama sepekan ini, kawasan depan gedung DPR masih kumuh. Tembok dipenuhi tulisan kemarahan masyarakat hingga sampah dan kaca beling berserakan.
Sekira pukul 08.10 sejumlah petugas kebersihan datang. Puluhan petugas itu menyapu sampah dan puing-puing benda pecah belah dari jalanan tersebut. Mobil yang membawa tangki air juga membasahi jalanan depan gedung DPR tersebut, tapi efek gas air mata belum benar-benar hilang.
Pada Ahad pagi, 31 Agustus 2025, penjagaan aparat keamanan terlihat ketat. Puluhan polisi dengan tameng besi membatasi akses jalan menuju Slipi. Barikade itu menghadang masyarakat yang ingin melintas di depan gedung DPR.
Kondisi depan gedung DPR pada Ahad pagi mulanya sepi. Menjelang siang, terlihat satu truk tentara yang membawa prajurit diturunkan. Mereka masuk ke area barikade yang tidak bisa diakses masyarakat.
Dua mobil sedan berpelat Mabes TNI juga tiba. Tampak sejumlah prajurit dari satuan Angkatan Darat turun dari mobil tersebut. Salah seorang personel tentara itu bilang sedang mensterilkan kawasan itu agar terlihat kondusif.
Penjagaan ketat juga dilakukan di gerbang belakang gedung DPR. Gerbang Pancasila yang biasanya menjadi akses masuk tamu dan anggota dewan itu ditutup barikade oleh polisi.
Penjagaan ketat itu buntut aksi demonstrasi yang terjadi di depan gedung DPR selama sepekan ini. Aksi unjuk rasa masyarakat dimulai pada 25 Agustus 2025.
Aksi demonstrasi itu berlanjut hingga Sabtu, 30 Agustus 2025. Sejumlah massa aksi kembali mendatangi gedung DPR untuk berunjuk rasa. Sejak siang puluhan demonstran memadati depan gedung DPR tersebut.
Pantauan Tempo di lapangan, mereka belum membubarkan diri hingga pukul 19:40 WIB. Demonstran tampak berkumpul di jalan tol dalam kota arah Semanggi Grogol dan Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan jalan depan gerbang DPR/MPR sudah disterilisasikan.
Dari pantauan Tempo, massa beberapa kali melempar petasan ke arah jembatan. Sembari meneriaki "Revolusi, Revolusi," teriak mereka.
Sementara polisi mulai melemparkan gas air mata sekitar 19:00 WIB. Di sisi lain prajurit TNI berada di barisan depan untuk menahan massa mendekat.
Tuntutan demonstran semula memprotes perihal adanya tunjangan rumah Rp 50 juta per bulan untuk anggota Dewan. Mereka juga kecewa dengan kinerja 580 legislator, yang dinilai tidak mewakili kepentingan masyarakat luas. Tindakan para anggota dewan yang berjoget-joget dan merespons arogan kritik masyarakat juga menjadi kulminasi aksi sepekan ini.
Aksi demonstrasi memanas ketika pengendara ojek online tewas dilindas mobil polisi pada 28 Agustus. Peristiwa tersebut membuat massa marah dan melakukan unjuk rasa disejumlah daerah.