Seiring dengan meningkatnya urgensi krisis iklim global, proses penyadaran dan aksi perubahan iklim berbasis masyarakat memainkan peran penting. Masyarakat perlu memahami kerentanan spesifik iklim di lingkungan mereka, seperti risiko kekeringan, banjir, sekaligus mengidentifikasi peluang adaptasi dan mitigasinya.
Astra turut terlibat dalam menciptakan model inovasi sosial dan lingkungan berbasis komunitas yang komprehensif dengan mengintegrasikan empat pilar kontribusi sosial Astra, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan, sekaligus meningkatkan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim melalui program Kampung Berseri Astra.
Integrasi misi pelestarian lingkungan ke dalam program Kampung Berseri Astra dilakukan melalui pendekatan Program Kampung Iklim (PROKLIM) yang diusung oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Hingga tahun 2024, sebanyak 145 Kampung Berseri Astra telah terdaftar sebagai PROKLIM pada Sistem Registrasi Nasional (SRN) dari total 1.515 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra yang telah tersebar di 35 provinsi.
Inisiatif ini menandai kontribusi Astra dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kampung Berseri Astra dengan empat pilarnya yang mencakup pelatihan dan pendampingan, penguatan kelembagaan, dukungan prasarana, dan pendampingan teknis PROKLIM, secara sinergis menyediakan platform ideal bagi implementasi inisiatif PROKLIM.
Dengan demikian, Kampung Berseri Astra tidak hanya membangun kapasitas sosio-ekonomi, tetapi juga secara aktif menanamkan kesadaran dan memfasilitasi aksi perubahan iklim di tingkat komunitas.
“Melalui program Kampung Berseri Astra, kami turut berpartisipasi dalam PROKLIM untuk meningkatkan ketangguhan dan kemampuan kampung dalam beradaptasi serta mitigasi dampak perubahan iklim. Hingga 2024, terdapat 145 Kampung Berseri Astra yang menjadi bagian kampung PROKLIM,” ujar Chief of Corporatea Affairs Astra Boy Kelana Soebroto.
Upaya membangun kesadaran dan aksi perubahan iklim dapat dilihat melalui contoh-contoh berikut: Kampung Berseri Astra Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Masalah sampah yang serius diatasi melalui pemilahan sampah rumah tangga, pengembangan bank sampah, dan bahkan pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif melalui pirolisis, yang secara signifikan meningkatkan resiliensi iklim dan ekonomi sirkular dari limbah plastik.
Contoh lain terlihat di Kampung Berseri Astra Pekayon, Bekasi. Tantangan konservasi air diatasi dengan implementasi biopori dan sistem panen air hujan. Hal ini memungkinkan masyarakat menghemat dan menggunakan kembali air untuk berkebun dan hidroponik, sehingga membangun ketahanan iklim mereka.
Demikian pula, kelompok tani di Kampung Berseri Astra Kanreapia, Gowa, Sulsel, yang telah berhasil mengembangkan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, seperti penggunaan varietas tanaman tahan kekeringan, konservasi mata air, dan penanaman tanaman langka.
Tak hanya fokus pada aspek lingkungan, Kampung Berseri Astra Kanreapia juga mendorong kesadaran sejak dini melalui Gerakan Literasi “Rumah Koran”, yang mengajak anak-anak mengenal isu pertanian dan keanekaragaman hayati di sekitar mereka.
Dengan keberhasilan integrasi lintas pilar serta pencapaian Proklim Lestari, Kampung Berseri Astra Kanreapia layak menjadi teladan dalam pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.