haura Insiyah
Nasihat | 2025-09-03 14:08:50

Oleh: Annisa, Ibu Rumah Tangga, Pengisi Majelis Ta'lim
Dari Jabir radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Takutlah engkau semua - hindarkanlah dirimu semua - akan perbuatan menganiaya (dzulmun) sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan (dzulumaat) pada hari kiamat. Juga takutlah - hindarkanlah dirimu semua - akan sifat kikir/tamak (asy-syuh), sebab kikir/tamak itu menyebabkan rusak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka." (HR. Muslim)
Kata dzalim dan dzulumaat memiliki akar kata yang sama (ظلم), dimana kedzaliman akan berdampak pada kegelapan di yaumul kiamat kelak. Kegelapan tersebut digambarkan dalam QS. Ghafir : 18, "maa lidz-dzaalimiina min hamiimiw walaa syafiiy yutha'" (Tidak ada bagi orang-orang dzalim teman setia dan penolong yang diterima pertolongannya)". Padahal syafaat itu didapat dari banyak pihak, yakni Allaah SWT, Rasulullaah Saw, kaum muslim yang bersama-sama dalam ketaatan di dunia, serta bacaan Al-Quran dan amalan shalih yg banyak. Namun bagi orang yang melakukan kedzaliman itu semua tidak didapatkan di akhirat kelak, kecuali kegelapan (tidak ada cahaya, ketakutan dalam hisab dan memasuki neraka).
Dzalim secara bahasa bermakna menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Sementara dalam makna istilah (syar'iy) bermakna mengurangi (naqsun). Bisa berupa pengurangan hak individu (suami, istri, anak), jam kerja, pemotongan gaji, bahkan mengurangi hak rakyat (bansos, pendidikan, kesehatan, dll). Maka benarlah sabda Rasul Saw tersebut, bahwa segeralah jauhi kedzaliman dan rakus, karena di akhirat hanyalah berakhir dengan kegelapan, dan di dunia berakibat rusaknya masyarakat, saling menumpahkan darah dan menghalalkan perkara yang haram.
Wahai para pemimpin, pemegang amanah umat, dengarkanlah! Kami telah sampaikan.
(Hadits dari Riyadush Shaalihin Bab 26)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.