Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un telah tiba di Beijing, China, untuk menghadiri parade militer dalam rangka peringatan Victory Day di Tiananmen Square, Rabu (3/9) besok.
Kunjungan Kim ke China adalah yang pertama kali pada acara multilateral besar selama 14 tahun kepemimpinannya.
Ini juga pertama kalinya Kim, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berkumpul di acara yang sama. Ketiga orang ini diketahui merupakan penantang utama AS yang dipimpin Presiden Donald Trump.
Dikutip dari AP, Selasa (2/9), para analis menilai kunjungan Kim ke China bertujuan untuk memperluas pijakan diplomatik Korut.
Sebetulnya, hubungan Korut dan China dilaporkan memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Namun, para analis menilai lewat kunjungannya ini, Kim berharap untuk bisa memperbaiki hubungan dengan China. Sebab, China merupakan mitra dagang dan penyumbang terbesar Korut, dan dia ingin bersiap menghadapi berakhirnya perang Rusia-Ukraina.
Kebijakan luar negeri prioritas Korut dalam beberapa tahun belakangan adalah Rusia, karena Korut mengirim bantuan pasukan dan amunisi untuk mendukung Rusia berperang melawan Ukraina.
Berdasarkan penilaian Korsel, Korut telah mengirim sekitar 15 ribu pasukannya ke Rusia sejak musim gugur tahun lalu. Dalam pertemuan terakhir dengan anggota parlemen, badan mata-mata Korsel mengatakan sekitar 2 ribu prajurit Korut diyakini tewas dalam pertempuran di Rusia.
Tak cuma itu, Kim juga dilaporkan telah menyetujui pengiriman ribuan pekerja konstruksi militer dan penjinak ranjau ke wilayah Kursk. Seribu orang pertama dilaporkan telah berada di Rusia.
Semenjak bermitra dengan Rusia, Korut dinilai lebih vokal merespons urusan internasional di luar Semenanjung Korea, di antaranya konflik di Timur Tengah dan Selat Taiwan. Namun, Korut juga menggambarkan diri sebagai bagian dari front persatuan melawan AS.
Sejumlah pakar menilai kehadiran Kim di acara multilateral di Beijing merupakan bagian upaya untuk membangun kemitraan dengan negara-negara lain yang dekat dengan China dan Rusia.
Lebih lanjut, Korsel juga mengungkap Kim kemungkinan akan menerima protokol dan langkah-langkah keamanan khusus seperti yang akan diterima Putin.
Tak cuma perlakuan yang setara dengan Putin, para ahli juga berpendapat Kim dan Xi akan menggelar pertemuan bilateral, dan bahkan pertemuan trilateral dengan Putin. Sebab, masing-masing sebelumnya telah melakukan pertemuan bilateral, tapi belum pernah melakukan pertemuan trilateral.