REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gusti tak kuasa menahan haru saat memberikan bunga mawar kepada aparat Polri dan TNI. Pria paruh baya itu satu dari sekian banyak pengemudi ojek online (ojol) yang ikut hadir dalam aksi damai di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Gusti tampak menangis saat memeluk erat aparat Polri dan TNI. Dengan mata berkaca-kaca, Gusti mengatakan ojol, masyarakat, dan aparat keamanan tak sepatutnya dibenturkan hingga timbulnya korban jiwa.
"Sedih banyak yang dirugikan. Indonesia sembuh, terlepas dari provokator tetap provokator harus ditindak. Jakarta harus kondusif. Harapannya tangkap semua provokator," ucap pria berusia 43 tahun kepada Republika saat aksi damai di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Aksi damai dengan titik kumpul di IRTI Monas dan berjalan kaki menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (2/9/2025) berjalan sangat kondusif. Sebelumnya, para pengemudi ojol berencana berkeliling ke Mako Brimob di Kwitang, Polres Jakarta Pusat, Kodim Kemayoran, Polres Jakarta Utara, Polres Jakarta Timur, dan kembali lagi ke IRTI Monas.
Namun, rute aksi damai mengalami perubahan dengan hanya berjalan kaki di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan untuk mengantisipasi adanya provokator yang berniat membuat kerusuhan.
Salahgunakan Atribut Ojol, tak Ada Akun Driver
Panitia aksi damai melakukan sejumlah langkah antisipatif dalam mencegah adanya provokator. Republika menyaksikan panitia aksi damai mengecek akun ojol dari setiap pengemudi yang hendak mengikuti aksi damai.
Peserta yang terverifikasi merupakan pengemudi ojol akan dipasangkan pita sebagai tanda duka cita atas wafatnya Affan Kurniawan. Salah seorang komandan lapangan aksi damai ojol, Daeng Erwin, membenarkan pengecekan akun merupakan bentuk antisipatif dalam mencegah adanya provokator yang ingin menimbulkan kerusuhan.
"Tujuannya supaya tidak disusupi oleh orang-orang tidak berkepentingan. Jangan seperti kemarin, aksi kita kemarin disusupi para penyusup sehingga menjadi kacau," ujar Erwin saat berbincang dengan Republika saat aksi damai tersebut.