
Direktur RS Indonesia di Gaza, dr. Marwan al-Sultan, menjadi tenaga medis ke-70 yang tewas dalam serangan Israel 50 hari terakhir. dr. Marwan tewas di kediamannya bersama istri dan beberapa anggota keluarga yang lain.
Putrinya yang selamat dalam serangan itu, Lubna al-Sultan, mengungkapkan serangan Israel hanya menargetkan kamar ayahnya.
"Sebuah rudal F-16 menargetkan tepat di kamarnya, tempat di mana dia berada, tepat ke arahnya," kata Lubna dikutip dari BBC, Kamis (3/7).
"Semua ruangan di rumah utuh kecuali kamarnya, yang dihantam oleh rudal. Ayah saya jadi martir di sana," lanjutnya.
Lubna mengatakan ayahnya adalah sosok yang sangat mengkhawatirkan pasiennya selama serangan Israel.

"Ayah saya tidak terafiliasi dengan gerakan atau apa pun. Dia hanya mengkhawatirkan pasien yang dia rawat selama perang," tuturnya.
"Dia mendedikasikan hidupnya untuk kesehatan dan kesulitan merawat pasien, dan tidak ada pembenaran untuk menjadikannya target dan kesyahidannya," lanjutnya lagi.
dr. Marwan menjadi sumber informasi penting dalam mengungkap kondisi warga Palestina di wilayah utara. Dia beberapa kali meminta komunitas internasional mendesak untuk memperhatikan keselamatan petugas medis di Gaza, khususnya saat militer Israel menargetkan RS Indonesia -- rumah sakit terbesar di utara Kota Gaza.
dr. Marwan merupakan salah satu dokter senior di Gaza dan satu dari sedikit ahli jantung yang tersisa di Gaza.
Dikutip dari Al Jazeera, dr. Marwan pada Januari lalu pernah mengungkapkan sedang bekerja untuk kembali membuka RS Indonesia yang sebagian rusak parah akibat serangan Israel.