RSUP Dr Sardjito mengungkapkan kondisi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama (21 tahun), saat pertama kali datang ke RSUP Dr Sardjito pada Minggu (31/8) pagi.
Rheza meninggal dunia dengan kondisi penuh luka saat ikut aksi demo di dekat Polda DIY.
"Pasien masuk di kami jam 06.30, masuk sudah dalam kondisi jelek," kata Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan di kantornya, Senin (1/9).
"Tidak sadar (kondisinya)," tambahnya.
Saat itu kata Banu masih ada tanda-tanda kehidupan pada diri Rheza, tim medis kemudian melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) secara maraton selama 30 menit.
"Namun demikian jam 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia," katanya.
Banu membenarkan Rheza diantar ke Sardjito oleh unit kesehatan Polda DIY. "Jadi kita dikirim dari unit kesehatan Polda," katanya.
Soal penyebab kematian Rheza, Banu mengatakan secara bahasa medis rumah sakit masih menegakkan diagnosis henti jantung. Sementara itu, pihak keluarga Rheza tak berkenan dilakukan visum.
"Penyebabnya kita tidak atau belum mengetahui kausalnya kenapa, tetapi kami dalam bahasa medis kita sebut dengan cardiac arrest atau henti jantung," kata Banu.
"Hasil pemeriksaan yang kita lakukan, sudah kita lakukan dan itu sesuai dengan mekanisme hukum acara dan lain sebagainya, kami belum bisa membuka kondisi fisik. Hasil pemeriksaan yang ada di kami, masih kami simpan, akan kami serahkan ke pihak yang berwajib," bebernya.
Kebetulan pula kemarin dari pihak keluarga juga tidak berkenan untuk dilakukan visum lebih lanjut.
"Sehingga diagnosa cardiac arrest ini masih kita tegakkan dengan cardiac arrest. Penyebab kematian ya cardiac arrest itu," tuturnya.
Kapolda DIY Irjen Pol. Anggoro Sukartono melayat ke rumah duka Rheza Sendy Pratama di Sendangadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Minggu (31/8).
Anggoro datang bersama sejumlah pejabat lain termasuk Bupati Sleman.
"Kedatangan kami semua sebagai bela sungkawa turut berduka cita atas meninggalnya almarhum saudara Rezha Sendy Pratama. Keluarga menerima kami ketika menyampaikan telah menerima dan ikhlas atas meninggalnya putra beliau," kata Anggoro.
Anggoro bilang keluarga Rheza menolak untuk dilakukan ekshumasi. Keluarga Rheza memberikan masukan kepada Polri dalam mengamankan Yogyakarta.