BERBAGAI elemen masyarakat kembali berunjuk rasa, Kamis ini, 4 September 2025. Agenda yang diperoleh Tempo, aliansi mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI, akan berunjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat atau GEBRAK berdemonstrasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, atau tidak jauh dari Istana Negara, Jakarta Pusat.
Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Inspektur Satu Ruslan Basuki membenarkan informasi tersebut. "Demonstrasi hari ini dalam rencana kegiatan dilakukan di dua tempat, yaitu DPR dan Patung Kuda," kata Ruslan melalui pesan WhatsApp, pada Kamis pagi, 4 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ia menjelaskan, dalam mengamankan unjuk rasa tersebut, kepolisian menerjunkan 2.143 personel gabungan. Namun, Ruslan tak merinci jumlah personel yang ditugaskan di dua tempat berbeda tersebut.
"Kami mengimbau agar proses penyampaian pendapat dapat dilakukan secara tertib," ujar dia.
Sebelumnya, perwakilan GEBRAK Unang Sunarno mengatakan sekitar 1.000 buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil akan berdemonstrasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya dengan membawa lima poin tuntutan prioritas. Kelima tuntutan prioritas itu adalah mendesak aparat menghentikan tindakan represi terhadap demonstran dan kepolisian segera membebaskan demonstran yang ditahan sepanjang demonstrasi sepekan belakangan.
Selanjutnya, pemerintah harus menurunkan nilai tarif pajak rakyat, menurunkan harga sembako yang melambung tinggi di pasaran, dan Dewan Perwakilan Rakyat segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perampasan Aset menjadi undang-undang.
Unang menjelaskan, lima tuntutan itu harus segera ditindaklanjuti oleh Presiden Prabowo Subianto dan DPR apabila menunjukkan komitmen sebagai pemimpin yang pro rakyat. "Pemerintah harus menyatakan komitmen selalu mendengar aspirasi rakyat dengan mewujudkan segera tuntutan tersebut," kata Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) itu,pada Rabu, 3 September 2025.
Adapun tuntutan BEM SI adalah menuntut DPR dan pemerintah mengesahkan Undang-Undang Perampasan Aset, menghentikan pembebanan pajak pada rakyat kecil, mengevaluasi anggaran DPR, mengaudit Badan Usaha Milik Negera, merevolusi Kabinet Merah Putih, serta kepolisian membebaskan demonstran yang ditahan.
Demonstrasi BEM SI merupakan kelanjutan dari unjuk rasa yang sempat dibatalkan pada Selasa, 2 September 2025 lantaran alasan situasi yang masih belum kondusif. Gelombang demonstrasi massa berawal pada Senin, 25 Agustus 2025. Unjuk rasa beberapa hari berturut-turut itu berunjung ricuh hingga mengakibatkan pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan taktis Brigade Mobil Polri pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.
Insiden itu memicu kemarahan massa hingga demonstrasi berikutnya disertai perusakan dan pembakaran markas kepolisian di Jakarta dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di berbagai daerah. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat korban tewas selama demonstrasi sebanyak 10 orang dan lebih dari tiga ribu orang luka-luka. Kepolisian juga menangkap lebih dari seribu demonstran.