Ramai kios di Blok M District, Jakarta Selatan, kosong karena ditinggalkan oleh pedagangnya. Hal ini terjadi imbas sewa kios yang tinggi, sehingga para pedagang yang kebanyakan UMKM tersebut, tak sanggup lagi berjualan di sana.
Kabar itu sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Ia menyebut, memang ada kerja sama antara pedagang dengan pengelola kios yakni pihak MRT. Namun tarif sewa yang ditarik melebihi aturan batas tarif.
"Memang ada kerja sama antara MRT dengan salah satu kooperasi yang ada di sana. Dalam kerja sama itu sebenarnya batas atas untuk tarif sudah dikenakan, ada batas bawah dan ternyata tarif yang dipungut lebih dari itu," ujar Pram kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/9).
Atas kejadian itu, Pram menegur Dirut MRT, Tuhiyat. Bila kerja sama dengan pedagang tak dapat dijalankan dengan semestinya, sebaiknya dibatalkan saja.
"Sehingga dengan demikian saya sudah menegur dirut MRT, kalau memang tidak bisa dijalankan itu kerjasamanya, maka saya minta untuk dibatalkan," kata Pram.
"Bagi saya, UMKM itu menjadi lebih utama dalam kondisi seperti ini. Nggak boleh kemudian ketika masyarakat yang datang di Blok M ramai, kemudian pengelola ataupun kooperasi yang mengelola itu menaikkan semena-mena. Jadi kalau tidak bisa ditertibkan, saya minta untuk dibatalkan, lebih baik dikelola sendiri," tegas Pram.
Menurut Pram, UMKM jadi prioritas agar mereka bisa menjalankan usahanya dengan baik dan tak perlu khawatir dengan tarif sewa kios yang tinggi.
"Dan ini kan ekonomi sedang menggeliat, di Blok M sedang baik. Jadi kalau memang tidak bisa ya dibatalkan aja dan dikelola sendiri. Tidak perlu pakai kerja sama," kata Pram.