Ternyata, sering menggunakan bahan bakar berkualitas atau BBM tanpa timbal, tidak selalu menjamin pemilik untuk tidak melakukan perawatan mobil dengan cara kuras tangki.
Service Advisor Suzuki Buana Trada Pulogadung, Suwandi menjelaskan, perawatan tangki bahan bakar berkala bukan hanya perkara faktor jenis bahan bakar yang digunakan.
"Kalau perawatan tangki sejatinya tetap butuh, ya. Karena terkadang, boleh jadi sering pakai bahan bakar berkualitas, tetapi kita kan tidak bisa jamin tempat penyimpanan dia di SPBU bersih juga tidak," buka Suwandi ditemui di Jakarta Timur akhir pekan lalu.
Kondisi tangki penyimpanan bahan bakar di beberapa SPBU dapat mempengaruhi kandungannya yang terbawa masuk ke dalam tangki mobil dalam waktu lama. Selain itu, pemilik juga kerap membiarkan kondisi tangki setengah terisi.
"Itu bisa timbul air karena proses kondensasi, kalau kena fuel pump nanti jadi brebet. Air yang sudah bercampur dengan bahan bakar itu pasti dia paling bawah posisinya dan kalau dekat dengan pompannya pasti bakal ketarik," imbuh Suwandi.
Efeknya jika terlalu lama, proses menyalakan kendaraan (starter) akan susah dilakukan. Selain itu endapan dari kotoran asing yang berdiam bertahun-tahun berpotensi menyumbat saluran pompa sehingga aliran bahan bakar tidak berjalan normal.
"Itu kalau kena fuel pump nanti jadi brebet. Jadi pembersihan tangki itu tidak selalu karena penggunaan bahan bakar di luar anjuran pabrikan, tetap ada faktor lainnya," papar pria yang karib disapa Wandi itu.
Wandi menambahkan, sejatinya tidak ada acuan baku mengenai waktu periodik untuk menguras tangki. Namun, ia menyarankan kepada pemilik mobil untuk melakukannya setiap kelipatan 100 ribu kilometer.
"Tangki nanti akan dilepas untuk dikeluarkan semua isinya, lalu dibersihkan bersama dengan fuel pump. Proses pengerjaannya tidak sampai lama banget, sekitar 3 jam kalau mengerjakan tangki saja," pungkasnya.