Tim peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama mitra riset dari Amerika Serikat, Australia, Perancis, dan Malaysia melaporkan penemuan spesies baru tikus hutan endemik Sulawesi. Hewan ini diberi nama Crunomys tompotika.
Crunomys tompotika dinamai dari spesimen yang dikoleksi di Kawasan Gunung Tompotika, Sulawesi Tengah. Hasil studi menunjukkan Sulawesi, dengan sejarah geologinya yang unik, kembali menghadirkan temuan penting bagi dunia sains.
"Penemuan ini menambah daftar Panjang mamalia endemic Sulawesi yang terus bertambah seiring eksplorasi lapangan yang lebih intensif," kata Anang Setiawan Achmadi, peneliti PRBE BRIN, dalam pernyataan resmi yang dikutip kumparan, Selasa (2/9).
Tikus ini memiliki ukuran tubuh sedang, ekor relatif pendek dibandingkan panjang tubuh, serta bulu rapat dengan tekstur khas kelompok Crunomys. Habitatnya berupa hutan pegunungan alami dengan vegetasi lebat yang relatif masih terjaga.
Penelitian ini merevisi taksonomi besar dengan menyatukan seluruh anggota Maxomys (tikus berduri/spiny rats) ke dalam genus Crunomys.
"Analisis ribuan penanda DNA, termasuk data genomik resolusi tinggi, menunjukkan bahwa Maxomys tidak membentuk kelompok yang utuh (non-monofiletik) jika dipisahkan dari Crunomys. Oleh karena itu, revisi ini dianggap paling tepat untuk mencerminkan hubungan evolusi sebenarnya," ujar Anang.
Penemuan Crunomys tompotika menunjukkan pentingnya eksplorasi lapangan dan kolaborasi internasional dalam mengungkapkan keragaman mamalia di Sulawesi.
Hasil ini juga menjadi bukti nyata bahwa masih banyak kekayaan hayati Indonesia yang menunggu untuk dipelajari lebih dalam. Sejak 2012, lebih dari 20 spesies baru mamalia berhasil ditemukan di Sulawesi, menunjukkan betapa kayanya fauna endemik yang terus diungkap melalui penelitian.
Dengan adanya tambahan spesies baru, para ahli menegaskan pentingnya upaya eksplorasi biodiversitas di Kawasan Wallacea, yang hingga kini masih kurang terwakili dalam studi biologi dibandingkan Kawasan lain di Indonesia.
"Penemuan spesies baru Crunomys dari Sulawesi ini membuka jendela baru terhadap sejarah evolusi hewan kecil di wilayah Wallacea, serta menegaskan pentingnya klasifikasi ulang pada tingkat genus untuk memahami keanekaragaman mamalia Indonesia secara lebih akurat," ungkap Anang.
Penemuan Crunomys tompotika membuka peluang penelitian lebih lanjut, mulai dari ekologi maupun interaksinya dalam ekosistem hutan Sulawesi.