Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono menceritakan proses evakuasi terhadap mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama
Rheza yang aksi di sekitaran Polda DIY pada Minggu (31/8) pagi, dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
"Jadi, korban itu diambil dari TKP, dibawa ke dalam (Polda) untuk diselamatkan. Karena kondisinya dalam keadaan lemah, jadi diangkat, dibawa. Karena situasi gas air mata semua," kata Anggoro di Kepatihan Pemda DIY, Selasa (2/9).
Di dalam Polda DIY, Rheza ditangani tim kedokteran polisi. Namun kondisinya yang sudah lemas sehingga dibawa ke rumah sakit.
"Di sana dibawa menggunakan ambulans, tapi bukan menggunakan ambulans kita, karena situasi kita tidak bisa keluar. Nah, kita pinjam dari Sardjito (RSUD Dr. Sardjito) dan diantar ke sana," katanya.
Video Diduga Rezha Diangkut Aparat
Beredar di media sosial video yang diduga sosok Rezha tengah diangkut aparat.
Banyak netizen yang menilai, proses mengangkut tersebut tak manusiawi. Soal video tersebut Anggoro akan meneliti lebih lanjut.
"Semua yang beredar di media harus dilakukan penelitian dan pendalaman," kata Anggoro.
Anggoro menceritakan kondisi di depan sekitar Polda DIY pada Minggu (31/8) pagi, chaos.
Saat itu polisi mengamankan 6 orang termasuk Rezha untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.
"Ada yang luka bacok di sini (dada) dan hari ini masih hidup. Jadi, enam orang yang diamankan, termasuk almarhum (Rezha) itu, kecepatan kita bagaimana menolong mereka, membawa ke rumah sakit," bebernya.
"Pertolongan pertama di kami, sudah kami lakukan. Tapi situasi kita lihat bagaimana perusuh itu datang ke tempat kami," bebernya.
Anggoro juga menegaskan tak ada instruksi menghalau massa dengan keras di pagi itu.
"Tidak ada instruksi melakukan menghalau dengan keras. Tidak ada instruksi begitu," jelasnya.
Saat ini meninggalnya Rheza diselidiki polisi.
"Kami sudah perintahkan untuk melakukan pendalaman, penyelidikan, dan ada tim dari Jakarta yang melakukan pendalaman terkait dengan kejadian yang dialami mahasiswa Amikom," kata Anggoro.