Elias Yahya
Politik | 2025-09-03 14:42:32
Demo besar-besaran yang akan dilakukan oleh warga Jatim di lingkungan birokrasi di Surabaya gagal atau batal dilaksanakan. Sholeh artis tiktok pimpinan koordinasi demo mengatakan bahwa batalnya demo dikarenakan situasi yang tidak kondusif dan berbahaya.
Sebelumnya Sholeh lawyer tiktok yang kondang sebagai pecinta Dedi Mulyadi ini juga mendukung aksi demo yang dilakukan di Pati tanggal 13 Agustus. Pada 20 Agustus Sholeh melakukan penggalangan dana sekaligus pengumpulan massa untuk aksi demo bertajuk 'Lengserkan Khofifah' yang akan di gelar di Surabaya 3 September 2025.
Penggalangan Dana yang dilakukan Sholeh dkk berhasil menghimpun perhatian dari publik, dengan sekajap berhasil terkumpul sumbangan berupa air, uang dan lain sebagainya. Bukan hanya di surabaya saja, Sholeh juga mendapatkan donasi dari luar daerah termasuk Pati.

Gagalnya demo 3 September di Kota Pahlawan ini berbarengan dengan batalnya aksi demo dibanyak daerah termasuk Mojokerto dan Sidoarjo yang seharusnya dilakukan di tanggal 1 September kemarin.
Demo Rusuh Karena Penyusup Yang Bikin Onar?
Diduga demo rusuh akibat perilaku penyusup yang bikin onar dan membuat kekacauan di publik. Netizen memiliki banyak video yang diduga seorang penyusup berbadan tegap sedang membakar gedung ataupun mobil polisi.
Netizen kondang bernama Virdian Aurellio yang aktif di Instagram mengatakan bahwa diduga penyusup tersebut adalah pengaman sipil yang menyamar dengan memakai baju gojek ataupun hitam bermasker.
Banyak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat sipil dengan cara memukul atau penembakan gas air mata dan banyak lain sebagainya.
10 Meninggal Dunia dan Ribuan Orang Ditahan, KontraS Mengabarkan Tidak Sedikit Juga Yang Hilang
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengabarkan ada 10 korban meninggal dunia akibat demonstrasi hingga tanggal 1 September kemarin
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan, sebagai besar korban meninggal dunia itu diduga kuat mengalami kekerasan dan penyiksaan aparat keamanan.
“Korban meninggal: Affan Kurniawan (Jakarta), Andika Lutfi Falah (Jakarta), Rheza Sendy Pratama (Jogja), Sumari (Solo), Saiful Akbar (Makassar), Muhammad Akbar Basri (Makassar), Sarina Wati (Makassar), Rusdamdiansyah (Makassar), Iko Juliant Junior (Semarang), Septinus Sesa (Manokwari).
1.240 orang ditangkap akibat kerusuhan dan demo 'Bubarkan DPR' kemarin, dan yang ditahan ini sebagian besar adalah warga sipil dan mahasiswa.
KontraS melalui Posko Pengaduan Orang Hilang per 1 September 2025, menerima laporan sebanyak 23 orang hilang di lima kota, yakni Bandung, Depok, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara.
Sebagai Pengadil Yang Seimbang Presiden dan Propram Harus Berani Tindak Polisi Yang Anarkis
Banyak warga yang ditahan karena diduga melakukan anarkisme dan provokasi massa, selain itu Presiden harus melihat ulang korban-korban yang diakibatkan oleh anarkisme aparat kepolisian seperti Penembakan Gas air mata, pemukulan, penginjakkan hingga dugaan penembakan dengan peluru karet.
Saya sebagai warga sipil mengatakan kecewa atas tindakan pemerintah dan Presiden yang kurang bijak dalam melakukan penindakan hukum.
Presiden harus jernih, kalaupun belum tahu ataupun ragu, Presiden bisa tanya langsung kepada Netizen, Komnas Ham, KontraS, atau minimal tanya Letkol Teddy untuk cek media sosial, siapa yang harus dihukum dan siapa provokator utamanya.
Tangkap Provokator berbaju Gojek, tangkap pembakaran gedung, tangkap polisi arogan, tangkap aparat yang suka main hakim sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.