
SEMPAT batal, unjuk rasa di kantor DPRD Kota Cimahi akhirnya jadi digelar pada Selasa (2/9) siang.
Seratusan massa dari Aliansi Mahasiswa Kota Cimahi tiba di gedung dewan sekitar pukul 14.15 WIB. Mereka disambut pengawalan ketat aparat gabungan TNI dan Polri.
Di depan gerbang utama, penjagaan dilakukan oleh sejumlah personel polwan. Perwakilan mahasiswa langsung berorasi mengecam aksi represif anggota polri sehingga menyebabkan seorang driver ojol tewas.
Demonstran juga menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset koruptor serta pemecatan anggota dewan bermasalah. Di sela-sela orasi, pengunjuk rasa diimbau tidak terprovokasi penyusup yang bisa memperkeruh suasana.
Dalam aksinya, mereka juga menyuarakan isu daerah salah satunya angka pengangguran yang tinggi di Cimahi.
Lokasi gedung dewan yang dekat dengan alun-alun sehingga menarik perhatian masyarakat yang menyaksikan jalannya demonstrasi.
Setelah sempat membakar ban bekas, para mahasiswa kemudian diterima untuk melakukan audiensi bersama jajaran Forkopimda Kota Cimahi. Kedua belah pihak kemudian duduk bersama di depan pendopo.
Kepala PMII Kota Cimahi, Rizky Aliansyah menyampaikan sejumlah tuntutan yang sama seperti di daerah lain serta permasalahan yang terjadi di Cimahi saat ini.
Pihaknya sempat mengancam akan bertahan di halaman gedung DPRD hingga ada perwakilan anggota dewan yang menerima tuntutan mereka.
"Aksi kami tidak akan anarkis. Anarkisme yang pecah di beberapa daerah karena adanya penyusup dan provokasi di belakang aksi itu," kata Rizky.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana bersyukur aksi mahasiswa berlangsung aman, damai dan lancar. "Penyampaian aspirasi dari aliansi mahasiswa Cimahi selesai dengan aman. Situasi wilayah alhamdulillah kondusif," tandasnya.
Sementara itu, usai sekitar 1 jam menyampaikan aspirasinya, para mahasiswa itu segera membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB. Kantor DPRD Cimahi kembali kondusif.