
INVESTIGASI The New York Times (NYT) mengungkap kejanggalan dalam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan, yang menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk dua jurnalis Middle East Eye (MEE).
"Analisis bukti video dan rekaman dari tempat kejadian menimbulkan pertanyaan tentang apa yang mereka (Israel) targetkan sejak awal dan mengapa mereka melancarkan serangan kedua yang menewaskan responden pertama dan lebih banyak jurnalis," tulis NYT dalam laporan videonya, Minggu (31/8).
Serangan tersebut menewaskan jurnalis MEE Ahmed Abu Aziz dan Mohamed Salama, bersama tiga jurnalis lain yang sedang meliput upaya penyelamatan pascaledakan pertama. Korban lain termasuk petugas medis serta warga Palestina yang berada di rumah sakit.
Analisis video NYT menunjukkan serangan pertama menghantam dua titik berbeda, termasuk tangga luar yang kerap digunakan jurnalis Palestina, seperti Reuters dan Associated Press, untuk siaran langsung.
Militer Israel mengklaim pasukan Brigade Golani menargetkan kamera milik Hamas, namun tidak memberikan bukti atau alasan atas serangan kedua yang dilakukan 15 menit kemudian.
NYT menyebut pembenaran Israel justru melemahkan klaimnya sendiri, karena tidak jelas mengapa militer Israel menyerang dua tangga terpisah di sebuah rumah sakit padahal mereka hanya mengatakan bahwa mereka menargetkan satu kamera yang dioperasikan Hamas.
Dalam rekaman, satu-satunya kamera yang terlihat adalah milik juru kamera Reuters, Hussam al-Masri.
Rekaman lain menunjukkan jurnalis dan tim penyelamat bergegas ke tangga luar yang menghadap timur. Reporter AP Mariam Abu Daqqa dan fotografer Reuters Hatem Khaled juga tampak berada di lokasi.
"Operasi penyelamatan yang kacau di tangga tanpa tanda-tanda ancaman militer," catat NYT dalam analisisnya.
Serangan kedua berlangsung sembilan menit setelah yang pertama, menargetkan tangga yang sama dengan dua proyektil.
Pola serangan ganda ini disebut mirip dengan strategi militer untuk melukai jurnalis dan petugas penyelamat, yang pernah dilakukan Rusia di Ukraina dan dikecam keras oleh Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut peristiwa itu sebagai kecelakaan tragis, namun belum ada tindakan publik terhadap Brigade Golani atau upaya resmi menghubungi keluarga korban Palestina.
Sementara itu, media pro-pemerintah Channel 14 mengutip sumber militer yang menyebut korban merupakan teroris yang menyamar sebagai jurnalis.
Mereka juga mengklaim Hamas menggunakan RS Nasser sebagai markas teror. "Demikian, konsep keamanan saat ini, tempat mana pun di mana teroris beroperasi, baik dulunya sekolah atau rumah sakit, menjadi target yang sah," tulis laporan itu.
Di sisi lain, Asosiasi cendekiawan genosida internasional pada Senin (1/9) menyatakan bahwa serangan Israel di Gaza telah memenuhi kriteria hukum genosida. (Middle East Eye/Fer/I-1)