Ironi Sistem 'Rating' di Tangan Kapitalis

1 day ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Image Dias Paramita

Agama | 2025-08-30 17:33:33

Ilustrasi by https://id.pngtree.com/

Modernisasi membawa perubahan, salah satunya pada dunia hiburan perfilman. Tidak hanya dari segi produksi yang menggunakan teknologi CGI dan efek visualisasi, tetapi juga cara distribusi dan konsumsi melalui penyediaan layanan streaming. Berdasarkan laporan dari GoodStat, pada tahun 2024 Netflix menjadi platform hiburan terpopuler di dunia dengan jumlah pelanggan sebanyak 301,63 juta. Di Indonesia, platform streaming terpopuler adalah Vidio dengan jumlah pengguna sebesar 24,63 juta, berjenis kelamin perempuan, dan berada di rentang usia 18-34 tahun. Menurut survei IDN bertajuk “Indonesia Gen Z Report 2024”, gen Z berusia 11-22 tahun berjenis kelamin laki-laki lebih memilih genre action, sedangkan perempuan menyukai genre drama romance.

Di samping itu, eksistensi film dari negara gingseng dan Barat yang ramai ditonton masyarakat Indonesia menjadi salah satu pemantik oleh sebagian besar rumah produksi untuk menghasilkan karya serupa. Alhasil, kini beberapa film atau series Indonesia lebih berani menayangkan adegan seperti tayangan luar negeri, misalnya kissing dan adegan ranjang. Skena tersebut dapat memicu nafsu dan mungkin menjadi motivasi beberapa orang untuk turut melakukannya.

Eksploitasi Sistem Sekular

Film dan konten visual lainnya berkedok memberikan pesan moral, padahal beberapa adegan tidak senonoh justru menjadi highlight dan ditampilkan pada teaser untuk menarik penonton. Konten seperti itu disertai judul provokatif lebih mengundang rasa penasaran, diskusi, bahkan kontraversi yang dikemas dalam narasi ‘relatable’ agar emosi mudah tersampaikan. Ibaratnya, adegan tersebut dianggap sebagai bumbu penyedap yang melariskan industri hiburan sehingga mendapatkan keuntungan maksimal melalui trending dan algoritma viral. Mereka akan memproduksi part-part berkelanjutan atau konten serupa yang membuat candu, meracuni otak, dan semakin menjauhkan iman.

Filter rating juga tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Akses menonton sangat mudah, banyak aplikasi yang menawarkan diskon untuk berlangganan, sistem verifikasi lemah yang hanya mengandalkan pernyataan usia - itu pun dapat dimanipulasi, serta tidak ada regulasi yang mengatur dan mengawasi konten streaming karena lembaga sensor film hanya berkuasa atas TV lokal dan bioskop. Bagi kapitalis, filter rating memang hanya sebagai pengingat formalitas yang dapat dilangkahi dengan mudah.

Ideologi kapitalisme yang menganut sistem sekular (memisahkan agama dari kehidupan) tidak memperhatikan batasan, melainkan berorientasi pada prinsip kebebasan berperilaku dan berekspresi. Dalam hal ini, inovasi dan kreativitas menciptakan karya dijadikan sebagai tameng, sedangkan tanggung jawab menjaga aqidah masyarakat disisihkan untuk keuntungan dan popularitas.

Kapitalis juga abai terhadap dampak psikologis, sosial, dan moral dari karya yang dihasilkan. Bukan sekadar persoalan anak di bawah umur yang menonton adegan dewasa, melainkan masalah pembentukan nilai dan persepsi. Anak-anak dan remaja yang disuguhkan konten cinta semu dan hubungan intim tanpa ikatan pernikahan akan menganggap bahwa pacaran adalah kebutuhan psikologis utama dan menganggap seks bebas sebagai bentuk eksplorasi diri. Bahkan, banyak yang akhirnya mengalami trust issues, perasaan takut ditinggalkan, bahkan kecemasan sosial berlebih karena terlalu sering menyaksikan hubungan tidak realistis yang disuguhkan.

Peran Negara dalam Sistem Islam

1. Negara bertanggung jawab menjaga aqidah dan moral masyarakat

Dalam sistem Islam, negara berperan sebagai rain (penggembala) dan junnah (pelindung) aqidah umat. Oleh karena itu, negara akan melarang adanya segala bentuk karya yang merusak aqidah, membangkitkan nafsu, atau menormalisasi maksiat seperti film yang memuat unsur seksual dan eksploitasi tubuh.

2. Literasi dan pendidikan berdasarkan aqidah

Kesadaran dan pemahaman umat terhadap aqidah Islam akan dibangun sejak dini melalui pendidikan dengan kurikulum Islam, baik di lingkungan keluarga hingga masyarakat. Nilai haya (malu), saling menghormati, dan menjaga pandangan ditanamkan sejak anak-anak agar tidak mudah tergoda oleh tayangan yang merusak fitrah. Dengan demikian saat baligh mereka paham secara mutlak terkait interaksi dengan lawan jenis yang dibatasi tegas oleh syariat, bukan dibebaskan atas nama cinta atau ekspresi.

3. Menetapkan regulasi yang tegas

Kebijakan sensor media ditetapkan bukan dengan filter rating usia, melainkan hukum halal dan haram. Karya yang menampilkan aurat, pornografi, atau menggambarkan gaya hidup liberal akan diberikan sanksi karena media massa diarahkan untuk mendidik, bukan menghibur tanpa batas. Dengan begitu Islam membangun peradaban mulia, salah satunya melalui karya seni.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article