Home > Nasional Saturday, 06 Sep 2025, 08:12 WIB
Sosok ini terlihat luwes sehingga dapat diterima para kiai serta anak muda di pedesaan dan perkotaan.

RUZKA–REPUBLIKA NETWORK – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga menyoroti kiprah sosok Muhammad Mardiono yang disebutnya sudah tak layak menjadi ketua umum karena gagal membawa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Senayan pada Pileg 2024.
Jamil pun menekankan bahwa PPP pada Muktamar mendatang harus berani mencari calon ketua umum yang memenuhi dua kriteria.
"Pertama, calon ketua umum PPP idealnya dekat dengan kiai. Hal itu diperlukan karena sebagian basis massa PPP ada di pesantren," ujar Jamil di Jakarta kepada RUZKA INDONESIA, Sabtu (06/09/2025) pagi.
Jamil melihat basis masaa pesantren minimal harus dapat dipertahankan. Bahkan sedapat mungkin dapat menarik pesantren-pesantren yang selama ini lebih dekat ke PKB.
"Dua, calon ketua umum PPP idealnya dekat dengan anak muda. Dengan begitu, basis PPP dapat diperluas tidak hanya di pesantren dan pedesaan tapi kepada anak muda Islam di perkotaan," lanjutnya.
Jamil juga melihat PPP perlu menjangkau anak muda di desa dan perkotaan, karena sebagian besar pemilih berusia muda. Ketua umum yang digandrungi anak muda yang berpeluang besar dapat mengajak mereka bergabung ke PPP. Setidaknya lebih banyak anak muda bisa menjadi simpatisan PPP.
Untuk saat ini, sosok yang memenuhi dua kriteria itu tampaknya Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi). Sosok ini terlihat luwes sehingga dapat diterima para kiai serta anak muda di pedesaan dan perkotaan.
Selain itu, Sandi juga punya kapasitas mengubah PPP menjadi partai modern. Setidaknya dengan kemampuan manajemen dan pemasaran, Sandi dapat meninggalkan manajemen dan pemasaran tradisional yang diterapkan selama ini menjadi manajemen moderndan pemasaran modern yang cocok untik partai politik.
"Bahkan Sandi dapat menggunakan ilmu pemasaran yang dimilikinya untuk memperluas kostituen. Setidaknya Sandi dapat menggaet anak muda untuk lebih melirik PPP," tandas pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.
Sandi juga punya kapital yang cukup untuk mengelola dan memasarkan PPP. Modal itu juga dapat digunakannya untuk konsolidasi hingga ranting.
"Modal kapital ini tampaknya kurang dimiliki calon lain. Karena itu, potensi kandidat lain untuk mengantarkan PPP ke Senayan tampaknya relatif kecil," pungkasnya. (***)