Orang tua Rheza Sendy Pratama, Yoyon Surono, mengungkap sejumlah luka di tubuh anaknya yang meninggal usai aksi di sekitaran Polda DIY pada Minggu (31/8). Rheza ialah mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta.
"Tadi ikut mandiin, sini (leher) itu kayak patah apa gimana, terus sini (perut kanan) itu bekas pijakan kaki-kaki bekas PDL sepatu," kata Yoyon usia pemakaman Rheza, Minggu (31/8).
Selain itu ada sayatan-sayatan seperti bekas digebuk. Serta diduga ada bekas gas air mata.
"Terus kepala sini agak bocor, sini (wajah) kayak putih-putih kena gas air mata, sama kaki tangan lecet, punggung lecet," bebernya.
Malam hari sebelum kejadian atau Sabtu (30/8), Rheza pamit ke orang tuanya untuk ngopi bersama teman SMK-nya. Yoyon tak tahu apakah setelah itu Rheza ikut turun aksi atau tidak.
Pagi harinya Yoyon mendapat kabar dari tetangga bahwa Rheza berada di RS Sardjito karena terkena gas air mata. Tetangganya itu menunjukkan KTP Rheza.
"Saya ke sana anaknya sudah terbujur kayak gitu," bebernya.
Berdasarkan informasi yang Yoyon terima, peristiwa penganiayaan yang menimpa anaknya terjadi di Jalan Ring Road, depan Polda DIY pada Minggu (31/8).
"(Kejadiannya) pagi di depan Polda kayaknya," tuturnya.
Terkait kasus ini, Yoyon mengatakan keluarga tak mau Rheza diautopsi. Keluarga mengaku pasrah dan menganggap ini sebagai musibah.
"Dari kepolisian minta autopsi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, cuma kita dari keluarga sudah pasrah, apa pun yang terjadi ini musibah gitu aja. Jadi kita enggak mau autopsi," katanya.
Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono melayat ke rumah duka Rheza pada Minggu (31/8). Ia datang bersama sejumlah pejabat lain termasuk Bupati Sleman.
"Kedatangan kami semua sebagai bela sungkawa turut berduka cita atas meninggalnya almarhum saudara Rheza Sendy Pratama. Keluarga menerima kami ketika menyampaikan telah menerima dan ikhlas atas meninggalnya putra beliau," kata Anggoro.
Anggoro bilang keluarga Rheza menolak untuk dilakukan ekshumasi. Keluarga Rheza memberikan masukan kepada Polri dalam mengamankan Yogyakarta.
"Agar belajar, tidak lagi ada kesalahan. Ini yang menjadi masukan kepada kami kepolisian untuk memperbaiki diri," katanya.
Siap Selidiki Bila Keluarga Berubah Pikiran
Anggoro mengatakan, pihaknya siap menyelidiki kematian Rheza jika kemudian pihak keluarga berubah pikiran.