Penggunaan pakaian adat Jawa masih menjadi hal lumrah di Yogyakarta. Dari acara resmi pemerintahan, wisuda, hingga pesta pernikahan, busana tradisional tetap lekat dalam keseharian masyarakat. Tidak heran jika usaha persewaan baju adat terus bertahan, bahkan menjadi bagian penting dari denyut budaya kota ini.
Berlokasi di Jalan Gedongkuning Selatan, Jl. Puntadewa No.3, Wirobrajan, Yogyakarta. Toko Asri Layanan Manten telah berkembang menjadi salah satu pusat persewaan busana adat terbesar di Yogyakarta. Sejak 1990, ribuan pelanggan dari berbagai daerah hingga mancanegara telah menyewa pakaian di sini untuk berbagai keperluan, mulai dari pernikahan, karnaval, hingga acara resmi.
Contohnya pada 10 Juni lalu, seluruh camat DI Yogyakarta memilih Toko Asri sebagai tempat pengambilan busana adat mereka. Kepercayaan itu menambah panjang daftar klien istimewa toko yang berdiri sejak 1990-an tersebut.
“Saya sendiri sudah generasi keduanya. Saya dibesarkan di usaha ini. Jadi saya lihat tamu bolak-balik menyewa busana manten sampai akhirnya sebesar ini,” kata penerus Toko Asri, Dara Pangling Supraba, kepada Pandangan Jogja, Rabu (27/8).
Toko ini menyediakan berbagai model busana, mulai dari adat Jawa gaya Jogja, Solo, hingga Basofi. Pilihan warnanya beragam, mulai dari burgundy, sage, rose gold, sampai terakota. Harga sewa per set berkisar Rp150–250 ribu, lengkap dengan berbagai perlengkapan. Untuk acara pernikahan, Toko Asri tak hanya menyediakan busana pengantin, melainkan juga seragam untuk among tamu.
Pelanggan Toko Asri datang dari sejumlah wilayah, Selain Jogja, ada juga klien dari Purworejo, Magelang, bahkan pernah sampai ke Sumatra. Tak hanya masyarakat umum, pelanggan juga datang dari kalangan pemerintahan, pelajar, hingga turis mancanegara. Klien dari Amerika pun pernah meminjam baju di Toko Asri.
Mengingat koleksinya yang lengkap, tak heran jika Toko Asri kerap disebut sebagai pionir persewaan busana adat di Jogja. “Makanya ada slogan dari (Toko) Asri itu Pusat Busana Jawa,” kata Sri Astuti yang merupakan karyawan terlama di Toko Asri.
Astuti membagikan cerita unik yang pernah dijumpainya selama bekerja di Toko Asri. Suatu ketika, seorang klien dari Jakarta membawa pulang blangkon milik toko. Alasannya, karena ia menyukai penutup kepala khas Jogja itu.
“Terus, ada lagi yang pinjam (pakaian) dengan size besar, tapi dikembalikan sudah jadi kecil. Jadi kadang ya unik-unik itu, kalau cerita dengan klien,” tuturnya.
Perkembangan teknologi membuat Toko Asri terus beradaptasi. Jauh sebelum WhatsApp populer, mereka sudah melayani pengukuran jarak jauh via email untuk calon pengantin yang tidak bisa datang langsung ke Jogja.
“Alhamdulillahnya, kami bisa menjembatani klien yang terkendala jarak dan waktu. Awalnya via email, dan ternyata bisa pas ketika dipakai di sini,” kata Astuti.
Kisah pelanggan setia turut jadi bagian dari perjalanan Toko Asri. Salah satunya Winanto Nawarcono, yang sudah puluhan tahun menyewa pakaian tradisional di toko tersebut.
“Dari dulu saya dan delapan saudara menyewa di sini. Sekarang saya antar ponakan yang menikah dengan orang Belanda, dan pilihannya tetap Asri. Walaupun banyak persewaan lain, ini masih legend,” ungkapnya.